Kamis, 20 November 2008

Tebak-tebakan

Kereta api listrik berjalan dengan kecepatan 122 km/jam dan menempuh jaraka 80 km, berapakah asap yang dikeluarkan kereta tersebut?

Rabu, 19 November 2008

Salak

Pmbudidayaan salak
Ssekedar share informasi. Kebetulan saja komoditas ini salah satu yang saya 
geluti di profesi saya. Di Indonesia ada 2 varietas salak komersial yaitu 
Salacca zalacca dan Salacca edulis. Ke-dua jenis salak ini berbeda khususnya 
dari aspek perkembangbiakaannya dan pembuangaannya. Salah satu contoh S. edulis 
yaitu Salak Pondoh (sleman), Salak Swaru (malang), Slak Nglumut (magelang). 
Sedang S. Zallaca contohnya Salak Bali dan Salak Gula Pasir (di Bali). Umumnya 
salak dalam kelompok edulis ini untuk pembuangannya perlu dibantu dengan 
penyerbukan buatan (baik manusia maupun serangga). Tanpa bantuan penyerbukan 
buatan biasanya prosentase jadi buahnya sedikit. Hal ini karena dalam satu 
rumpun pohon salak biasa bunganya berkelamin tunggal (betina atau jantan). 
Sedang kelompok zallaca umumnya dalam satu rumpun sudah terdapat bunga jantan 
dan betina, sehingga secara alami tidak ada maslah dalam penyerbukannya.

Untuk memudahkan pemahaman, saya coba langsung fokus pada contoh salak pondoh 
sleman saja, karena salak ini merupakan salah satu salak komersial di 
Indonesia. Untuk pengembangan salak pondoh, petani-2 salak akan menggunakan 
bahan tanam berupa anakan hasil cangkokan sehingga langsung diketahui salak 
jantan dan betina-nya. Biasanya petani salak pondoh menggunakan proporsi 1:10 
(satu salak jantan, 10 salak betina) dalam kebunnya. 

Mereka tidak umum menggunakan biji sebagai asal bahan tanamnya dengan 
pertimbangan:
1. Perlu wktu agak lama untuk menunggu tanaman siap berbunga. Kalo dari 
cangkok, biasanya pada usia 1,5-2 tahun, tanaman sudah belajar berbunga.
2. Daya tumbuh biji salak bervariasi tergantung tingkat kematangan biji dan 
kondisi di persemaian.
3. Agak sulit mengetahui kelamin salak yang tumbuh. Berdsarkan pengalaman 
petani salak pondoh di Sleman, biasanya salak yang ditumbuhkan dari biji tidak 
serta merta salak jantan atau betina. Dalam 100% benih salah pondoh biasanya 
proporsi benih yang berkelamin jantan 60 - 80%, dan berkelmin betina 20 - 40%.

Salak Pondoh
ohon salak paling baik hidupnya, ketika ditanam di lingkungan pegunungan, dengan air yang melimbah (mengalir) dan tanah semi pasir... kering tapi lembab.
pohonnya seperti pohon palmae (palem-paleman) karena pelepahnya kecil-kecil, maka batangnya tidak bisa cepet tinggi (50 cm itu udah termasuk pohon yang tua, 5-6 tahunan lah), pelepahnya berduri, durinya menyelimuti seluruh permukaan pelepahnya, daunnya menjulur, (monokotil)
buahnya ditutupi oleh kulit buah yang lumayan keras, dan tajem-tajem, kalau dikupas ada sedikit kulit tipis, seperti kulit ari.
daging buahnya berwarna putih, kalau salak pondoh, agak tebel tidak seperti salak jawa yang warnanya kekuningan, ada yang tebel dan ada yang agak tipis (salak jawa paling enak kalau udah "masir", daging buahnyaseperti berpasir)
Salak pondoh, rasanya manis, tapi tidak manis gula, manisnya tuh sedikit ada rasa lain,,,, oiya salak pondoh juga ada bijinya lho 'kenthos' buat reproduksi secara seksual, isinya biasanya 1 ato 2 ato 3, jarang yg lbh dr 3. Reproduksi aseksualnya dengan men 'cangkok' (pilihan kata yang salah yang terus aja digunakan) padahal sebenarnya adalah 'merunduk'. Mencangkok hanya bisa dilakukan pada tumbuhan dikotil aja 

salak pondoh ternyata punya bahasa inggris juga, "snake fruit" buah ular, dinamakan seperti itu, karena kulit buahnya yang menyerupai sisik ular..

Salak
Buah Salak adalah salah salah satu buah lokal asli Indonesia. Buah dengan rasa manis kesat, dan segar ini memiliki beberapa varietas. Namun, salak unggulan yang umum dikenal adalah salak pondoh yang dibudidaya oleh para petani salak di daerah Turi, Cangkringan, Tempel dan Pakem Kabupaten Sleman.
Nah, salah seorang petani yang cukup berhasil dalam usaha budidaya salak, adalah Surya Agung Saputra. Petani muda ini, telah sejak lama menggeluti budidaya salak. Maklum, selain lahir di daerah penghasil salak, keluarga besar Agung adalah juga petani pembudidaya salak.
Sedari kecil, Agung telah berkenalan dengan salak. Menurut Agung, pada awalnya, para petani membudidayakan jenis salak lokal, atau biasa disebut salak jawa, yang umumnya berasa kecut dan tumbuh liar. Namun, sejak 1974, varietas salak pondoh, yang merupakan varietas asli asal Turi mulai dikembangkan oleh Mbah Tomo, yang masih terbilang keluarga Agung.
Salak pondoh asal Sleman memiliki kekhasan karena dibudidaya di lereng gunung merapi yang kaya abu vulkanik, dan berjenis regosol/pasir. Kondisi inilah yang membedakan salak PSS dengan salak dari daerah lain. Selain itu, dibanding salak lain, salak PSS memiliki keawetan dan kesegaran yang lebih lama, dan warna buah yang lebih cerah.
Sejak saat itu, budidaya salak pondoh kemudian berkembang semakin pesat. Sejak 1980an, beberapa kelompok tani mulai terbentuk, dan usaha salak pun diarahkan ke sektor agrowisata pada dekade 1990an. Masa kejayaan petani salak terjadi pada tahun 1985 - 1995. Saat itu, para petani salak menikmati harga penjualan yang cukup tinggi. Saat itu harga satu kg salak, sebanding dengan 10 - 15 kg beras. Namun, krisis ekonomi yang terjadi di akhir tahun 1997 memupus kejayaan itu.
Budidaya salak
Salak merupakan tanaman asli Indonesia, yang sampai saat ini belum diketahui secara pasti sejak kapan tanaman tersebut dibudidayakan pertama kali. Hanya diduga tanaman salak ini sudah dibudidayakan sejak ratusan tahun silam.
Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis Reinw dan termasuk famili Palmae serumpun dengan kelapa, kelapa sawit, aren (enau), palem, pakis yang bercabang rendah dan tegak. Batang salak hampir tidak kelihatan karena tertutup pelepah daun yang berduri yang tersusun rapat. Dari batang yang berduri itu, akan tumbuh tunas baru yang dapat menjadi anakan atau tunas bunga buah salak dalam jumlah yang banyak.
Tanaman salak dapat hidup bertahun-tahun, sehingga ketinggiannya dapat mencapai antara 1,5 - 8 meter, bergantung pada jenisnya. Dari akar yang tua dapat tumbuh tunas baru yang juga dapat ditangkarkan sebagai bibit. Tanaman salak termasuk golongan tanaman berumah dua (dioceus), yang artinya membentuk bunga jantan pada tanaman terpisah daru bunga betinanya. Dengan kata lain, setiap tanaman salak memiliki satu jenis bunga atau disebut tanaman berkelamin satu (unisexualis).
AGROKLIMAT YANG COCOK
Agroklimat yang cocok untuk budidaya tanaman salak dapat diikuti dalam tabel berikut :
Tabel 1.
Agroklimat Yang Cocok Untuk Budidaya Tanaman Salak
Lokasi yang cocok untuk budidaya tanaman salak Daerah yang terkena pengruh abu gunung berapi; misalnya untuk salak jenis salak pondoh sangat baik tumbuhnya karena pengaruh gunung merapi, sedangkan salak manonjaya di Jawa Barat sangat baik tumbuhnya karena pengaruh gunung Galunggung; dan salak gula pasir sangat manis dan tumbuh baik karena pengaruh gunung Agung.
KOMODITI BUAH SALAK
Tanaman salak saat ini sudah berkembang luas, dan banyak dijumpai jenis salak yang spesifik dikaitkan dengan nama daerah tempat asal pembudidayaan seperti Salak Condet, Salak Bali, Salak Banjar, dan sebagainya. Laporan PKT ini hanya menyajikan 3 jenis saja, yaitu : Salak Pondoh, Salak Manonjaya dan Salak Gula Pasir dengan keistimewaan masing-masing sebagai berikut :
Tabel 2.
Jenis Salak Di Indonesia
No Nama/Jenis Salak Daerah Asal Rasa Ukuran Buah Warna kulit
1 Pondoh Desa Soka,
Sleman Yogyakarta Sangat Manis,
Manis sampai Masir,
sedikit Asam Kecil, Sampai agak Besar/ Besar, Warna kulit coklat kehita-man, s/d Coklat kekuning-kuningan, Coklat kemerahan s/d Kuning kemerah-merahan, Merah gelap kehitam-hitaman
2 Manonjaya Desa Pasir Batang Dan Cilangkap Tasikmalaya Bervariasi, Dari Manis Sampai Manis Agak Sepet berair, Tidak Masir Bervariasi, Dari Kecil, Sedang sampai Besar, Coklat sampai kehitaman
3 Gula Pasir Desa Sibetan
Karang Asem Bali Sangat Manis, Manis Daging buah relatif tebal, biji kecil, coklat kehitaman dan bersisik kecil-kecil
Sumber : Majalah trubus Bulan April 1986 & 1989 dan Diolah
URUTAN KEGIATAN BUDIDAYA
Urut-urutan kegiatan budidaya tanaman salak adalah sebagai berikut :
• Pengolahan lahan kebun salak s/d siap tanam oleh karena itu sekaligus dengan membuat lobang tanaman; 
• Penanaman pohon peneduh; 
• Penyiapan bibit salak; 
• Penanaman bibit penyulaman tanaman yang mati; 
• Pemupukan; 
• Pembubunan; 
• Penyiangan; 
• Pemberantasan hama sebagai penyakit; 
• Pencakokan bibit (khususnya untuk salak Pondoh); 
• Pemangkasan; 
• Panen buah dan penanganan hasil sampai dengan siap jual. 
A. Pembibitan
Dalam usaha pembibitan salak perlu diperhatikan sifat-sifat genetiknya. Secara alami dapat diketahui adanya tanaman salak yang selalu berbunga jantan. Tanaman jenis ini tidak mampu menghasilkan buah.
Untuk mendapatkan bibit salak yang dapat berproduksi dilakukan secara generatif (biji salak) dan vegetatif (tunas anakan). Mengembangbiakan salak dengan biji nampaknya jauh lebih mudah dan lebih murah, apalagi untuk keperluan dalam jumlah banyak. Disamping itu, akan diperoleh kondisi tanaman yang lebih kuat. Kelemahan dari sistim pembibitan generatif adalah, waktu berbuahnya lebih lama, tidak selalu mempunyai sifat-sifat genetis dan unggul yang sama dengan pohon induknya dan tidak dapat dipastikan apakah bibit tersebut akan menjadi tanaman betina atau justru menjadi tanaman jantan.
Bibit vegetatif dapat diperoleh dengan memisahkan anakan baik secara langsung maupun memisahkan anakan secara buatan (cangkok). Bibit ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain, hasil tanaman yang diperoleh sifatnya pasti sama dengan pohon induknya, dapat dipastikan terlebih dahulu kelamin tanaman dimaksud (jantan/betina), cepat berbunga dan berbuah serta hasilnya lebih seragam (relatif sama dengan pohon induknya). Tanaman salak yang akan dijadikan sebagai induk perbanyakan vegetatif, sebaiknya memiliki kriteria sebagai berikut :
• Pohon induk harus berumur lebih dari satu tahun; 
• Tumbuhnya rimbun dan tidak ada tanda-tanda daunnya menguning; 
• Bebas hama dan penyakit; 
• Berbuah lebat dan berkualitas baik; 
• Tunas anakan yang akan dicangkok sudah cukup umur dan mempunyai pelepah 4 - 5 helai. 
Dalam perhitungan kelayakan usaha tani salak ini diasumsikan untuk pembibitan pertama kali (tahun 0) adalah dengan membeli bibit yang sudah siap untuk ditanam termasuk bibit pejantannya. Sedangkan untuk bibit salak tahun-tahun berikutnya dilakukan dengan pencakokan, sehingga dalam perhitungan analisa kelayakan akan terlihat biaya tenaga kerja untuk mencangkok (khusus untuk salak Pondoh).
B. Penanaman Dan Pemeliharaan
Sebelum melakukan penanaman, tahap pertama yang harus dilakukan adalah pengolahan tanah yang tujuannya adalah menggemburkan tanah agar menjadi pertumbuhan tanaman yang baik, sekaligus untuk membersihkan tumbuhan pengganggu (gulma). Pekerjaan mengolah tanah ini diawali dengan pencangkulan sedalam ± 30 cm, dan dilakukan 3 - 4 minggu sebelum tanam. Untuk mempersiapkan lubang-lubang tanaman, ada dua macam cara yaitu :
C. Penggalian Langsung
Dengan ukuran tiap lubang ialah sepanjang 60 cm, lebar 60 cm dan dalamnya juga 60 cm. Pada tanah-tanah cangkulan tersebut diberikan pupuk kandang sebanyak 5 - 7 kg/lubang tanam. Sedangkan jarak tanam biasanya 2 x 2 meter atau 2,5 x 2,5 meter. 
D. Penggalian Tidak Langsung
Untuk daerah yang baru pertama kali hendak ditanami salak, sebaiknya dibuatkan dahulu bedengan. Ukuran bedengan adalah lebar 200 - 250 cm, tinggi ± 30 cm, dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lapangan. Jarak antar bedengan sekitar 60 - 80 cm. Bersamaan dengan pembuatan bedengan, pupuk kandang dimasukkan ke dalam tanah. Kebutuhan pupuk kandang sekitar 20 - 30 ton/ha. Setelah diberi pupuk kandang dibiarkan selama 2 minggu. Untuk selanjutnya, barulah dibuatkan lubang tanam berukuran panjang 30 cm, lebar 30 cm dan dalamnya juga 30 cm. Jarak tanam berkisar antara 2 x 2 meter atau 2,5 x 2,5 meter.
E. Tanaman Pelindung
Untuk tahap-tahap awal karena tanaman salak tidak dapat terkena langsung sinar matahari, maka biasanya dibuatkan tanaman pelindung yang dapat dilakukan satu tahun sebelum tanaman salak ditanam. Untuk jenis tanaman pelindung ini dapat berbentuk seperti, lamtoro, dadap, turi atau tanaman pelindung lainnya.
F. Kolam Air
Fungsi klolam air ini adalah untuk penyediaan air irigasi kebun salak pada musim-musim kemarau. Ukuran kolam disesuaikan dengan luas tanah dan umumnya bilamana mungkin diletakkan lokasi kolamnya di tengah-tengah kebun salak dengan maksud agar dalam musim-musim kemarau kolam ini dapat ikut serta menciptakan iklim mikro dan kelembaban lingkungan dan tanah yang optimal bagi pertumbuhan tanaman salaknya. Agar air kolam dapat dialirkan ke sekeliling kebun, diperlukan pula pembuatan saluran irigasinya. Untuk mengoptimalkan fungsi kolam air ini, seringkali digunakan pula untuk beternak ikan.
G. Drainase
Selain itu, juga dibuatkan drainase, karena tanaman salak tidak tahan terhadap genangan air. Pembuangan air lebih dari lahan sangat penting dilakukan, karena tanaman salak tidak tahan akan genangan air dalam waktu yang lama. Hal seperti ini biasanya terjadi pada waktu musim penghujan. Sedangkan pada waktu kemarau drainase akan berfungsi sebagi sarana untuk membagi air dari sumber air (Kolam air), karena tanaman salak tidak tahan kekeringan dalam waktu yang lama. Dengan cara demikian, maka sudah disiapkan lahan yang cukup lembab, tetapi tidak becek.
Tanaman salak ini umumnya ditanam pada awal musim penghujan ketika tanah mengandung cukup air yakni 60 - 80%, biasanya terjadi pada bulan November atau Desember. Dalam keadaan tanah yang gembur dan dengan kelembaban demikian, akar bibit mampu hidup dan berkembang secara baik, karena oksigen masih cukup tersedia sehingga mampu merangsang pertumbuhan akar, dan akar tidak membusuk karena tanah tidak terlalu jenuh air.
H. Pemeliharaan Tanaman
Dalam masa penanaman dan pemeliharaan ini biaya yang timbul adalah meliputi pembelian pupuk kandang, TSP, Za dan KCl serta pestisida seperti insektisida fungisida. Sedangkan untuk biaya tenaga kerja akan meliputi biaya untuk pengolahan tanah, penanaman, penyulaman, penyiangan, pembumbunan, pemupukan, pengendalian, pemangkasan, pencangkokan, panen dan pasca panen.
Pemeliharaan kebun salak yang benar dan teratur akan meningkatkan produktivitas kebun dan agar dapat memberikan hasil yang diinginkan, baik berupa peningkatan produksi atau peningkatan hasil lainnya. Usaha pemeliharaan tanaman salak yang baik akan meliputi hal seperti berikut ini :
• Penyulaman, sekitar 2 - 3 minggu setelah tanam, hendaknya diadakan pemeriksaan pada kebun salak. Bila ditemukan pertumbuhan salak yang tidak baik atau mati, secepatnya dilakukan penyulaman. Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak jauh tertinggal dengan tanaman lain, sebaiknya dipilih bibit cangkokan yang baik disertai pemeliharaan yang intensif. Penyulaman ini berguna untuk mengetahui jumlah tanaman yang sesungguhnya (produktivitas) aagr nantinya dapat diketahui jumlah produk yang akan dihasilkan. Penyulaman ini sebaiknya dilakukan pada awal-awal musim penghujan. 
• Penyiangan, kegiatan ini dilakukan karena tanaman salak tidak dapat tahan terhadap tanah yang mengandung air yang menggenang. Jalan keluar untuk mengatasi masalah ini adalah melakukan pembumbunan, yang biasanya dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan dapat berulang-ulang tergantung kondisi alamnya. 
• Pembumbunan, kegiatan ini dilakukan karena tanaman salak tidak dapat tahan terhadap tanah yang mengandung air menggenang. Jalan keluar untuk untuk mengatasi masalah ini adalah melakukan pembumbunan, yang biasanya dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan dapat berulang-ulang tergantung kondisi alamnya. 
• Pemupukan, diperlukan karena dari saat penanaman sampai dengan setiap kali petik buahnya, tanaman salak telah menyerap sejumlah unsur-unsur makanan, kondisi tanah menjadi kurus dan akibatnya pertumbuhan tanaman salak terganggu. Karena itu, perlu usaha untuk memelihara, menambah dan mempertinggi kesuburan tanah, dengan jalan pemupukan. Jenis pupuk dapat diketahui ada 2 macam yaitu pupuk organik (pupuk alami) dan pupuk anorganik (pupuk buatan). 
• Pengendalian hama dan penyakit tanaman, hal ini dilakukan terutama sebagao tindakan preventif serangan hama dan penyakit terhadap tanaman salak. Teknis pengendaliannya dapat dilakukan dengan membuang buah yang busuk, memangkas pohon naungan, melancarkan saluran drainase, membersihkan kotoran dan menyemprotkan fungisida. 
• Pemangkasan, yang dilakukan di sini biasanya memangkas pohon naungan untuk mengatur cahaya matahari (tingkat penyinaran) yang cukup untuk kebutuhan tanaman, memudahkan peredaran udara serta pemeliharaan tanaman, mengurangi kelembaban udara selama musim penghujan dan mempertahankan tingkat keteduhan tertentu selama musim kering. Sementara pemangkasan untuk tanaman salak diawali setelah berumur satu tahun. Pemangkasan ini bertujuan mengatur pertumbuhan vegetatif ke arah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Sehingga tujuan pemangkasan sebenarnya adalah untuk mengatur dan memacu tanaman salak agar lebih banyak menghasilkan buah. 
• Pencakokan, hal ini dilakukan untuk memperbanyak bibit tanaman salak melalui tunas anakan. Karena keunikan darai tanaman salak ini terutama salak pondoh adalah dapat dicangkok. Mengenai keuntungan dari pencakokan ini sudah dikemukakan di muka. 
I. Panen Dan Pasca Panen
Panen perdana dengan menggunakan bibit cangkokan vegetatif dimuilai pada usia tanaman salak pondoh berumur 2 - 3 tahun. Pemetikan buah biasanya juga dilakukan setelah 7 - 8 bulan sejak terjadinya penyerbukan. Untuk pemetikan buah tidak dipilih satu per satu tapi dipotong bersama tandannya.
Kelebihan sifat tanaman salak ini dapat berbunga sepanjang tahun, dengan catatan pemeliharaannya secara intensif. Namun demikian biasanya dalam satu tahun panen besarnya hanya dua kali yaitu bulan Desember/Januari dan bulan juni/juli.
Tindakan pasca panen biasanya yang dilakukan adalah setelah buah dipetik, segera dibersihkan dan dimasukkan ke dalam keranjang. Buah salak ini biasanya dapat tahan disimpan sampai maksimal 2 atau 3 minggu asalkan buah tersebut tidak luka, bebas dari serangan hama atau penyakit dan sirkulasi udara tempat penyimpanan berjalan baik.
Sampai saat ini buah salak dipasarkan sebagai buah segar. Petani produsen dapat menjual langsung kepada konsumen seperti misalnya terlihat untuk salak pondoh banyak dijajakan di jalan raya, tempat salak pondoh dibudidayakan.
J. Peralatan yang digunakan
Peralatan yang diperlukan untuk penanaman dan pemeliharaan tanaman salak ini meliputi cangkul, garpu, sabit, sprayer, keranjang dan peralatan lain-lainnya.
PRODUKTIVITAS BUAH SALAK
Untuk dapat mengetahui produktivitas tanaman salak, tergantung dengan jarak tanam berapa yang akan digunakan. Dalam kenyataan di lapangan ukuran jarak tanam ini bervariasi, seperti 2 x 2 m2 , 2,5 x 2,5 m2, 2 x 2,5 m2 atau juga yang melakukan jarak tanam dengan ukuran 3 x 1 m2. Kalau jarak tanam 2 x 2 m2 maka jumlah batang tanaman salak yang dapat ditanam sebanyak 2.500 batang. Untuk lahan seluas 1.000 m2 dapat ditanami sebanyak 400 pohon. Sehingga dalam 1 ha dapat ditanami sebanyak 4.000 pohon. Dengan asumsi yang dapat dipanen sebanyak 80%, tinggal 3.200 batang tanman salak yang dapat menghasilkan buah. Untuk tanaman tahun ke 1 dan ke 2 tanaman salak ini belum dapat berbuah. Paling hanya menghasilkan bibit melalui pencangkokan.
Dalam perhitungan kelayakan ini diasumsikan buah salak dan bibit tanaman salak baru mulai menghasilkan pada tahun ke 3. Data panen buah salak yang digunakan dalam analisa kelayakan MK PKT ini dapat diikuti dalam tabel yang terdapat dalam lampiran-lampiran 6, 15, dan 24 untuk Program Ekstensifikasi dan lampiran-lampiran 30, 35 dan 40 untuk Program Intensifikasi.
Asumsi produktivitas kedua program tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3.
Asumsi Produktivitas Program Ekstensifikasi dan Program Intensifikasi MK PKT
No Kegiatan Salak Pondoh Salak
Manonjaya Salak
Gula Pasir
A. Program Ekstensifikasi  
1. Luas Tanam 1 Ha 1 Ha 1 Ha
2. Jumlah Tanaman 4.000 pohon Sudah 4.000 pohon Sudah 4.000 pohon Sudah
3. Status Lahan Harus milik sendiri Harus milik sendiri Harus milik sendiri
4. Panen Pertama Jatuh pada tahun ke-4 proyek Jatuh pada tahun ke-4 proyek Jatuh pada tahun ke-4 proyek
B. Program Intensifikasi  
1. Luas Tanam 2.500 m2 2.500 m2 2.500 m2  
2. Jumlah Tanaman 1.000 pohon 1.000 pohon 1.000 pohon
3. Status Lahan Sudah harus milik sendiri sudah ada tanaman salak yang sudah berumur tahun ke-3 dan tahun berikutnya sudah berbuah Sudah harus milik sendiri sudah ada tanaman salak yang sudah berumur tahun ke-3 dan tahun berikutnya sudah berbuah Sudah harus milik sendiri sudah ada tanaman salak yang sudah berumur tahun ke-3 dan tahun berikutnya sudah berbuah
4. Panen Pertama Jatuh pada tahun ke–1 proyek Jatuh pada tahun ke–1 proyek Jatuh pada tahun ke–1 proyek
KENDALA BUDIDAYA SALAK
Tanaman salak walaupun termasuk tanaman yang tidak mengandung resiko tinggi, tapi tetap diperlukan pemeliharaan dan perawatan yang intensif, agar buah yang dihasilkan kualitasnya baik. Pada beberapa kondisi, sering agar buah yang dihasilkan kualitasnya baik. Pada beberapa kondisi, sering dijumpai petani yang menanamkan salak tanamannya baik, tapi tidak dapat berbuah. Selain itu tanaman salak ini tidak memerlukan banyak air, tapi juga tidak boleh kekurangan air. Kondisi kritis tasa tanaman salak ini akan berlangsung dari penanaman pertama (tahun ke-0) sampai pada tahun ke 2 kurun waktu proyek. Hal ini disebabkan kondisi tanaman yang masih rentan terhadap kondisi “stress” baik di musim-musim penghujan maupun kemarau.
dari : bi.go.id

Budidaya
Manfaat
Buah salak dapat dimakan segar atau dibuat manisan dan asinan. Batangnya tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan atau kayu bakar. Namun, tanaman salak baik untuk batas kebun sekaligus sebagai pengaman kebun. 
 
Syarat Tumbuh
Salak tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl dengan tipe iklim basah. Tipe tanah podsolik dan regosol atau latosol disenangi oleh tanaman salak. Lingkungan yang dikehendaki mempunyai pH 5-7, curah hujan 1500--3000 mm per tahun dengan musim kering antara 4-6 bulan. Pada kondisi lingkungan yang sesuai, tanaman mulai berbuah pada umur tiga tahun. Tanaman salak muda lebih senang hidup di tempat teduh atau di bawah naungan. Oleh karena itu, umumnya salak ditanam di bawah tanaman duku, durian, atau pohon jinjing atau sengon (Albezia sp.). 
 
Pedoman Budidaya
Perbanyakan tanaman: Salak umumnya ditanam dari biji yang diambil dari pohon salak yang bermutu baik. Namun, tanaman dari biji tidak selalu sama dengan sifat induknya (selalu berubah). Tanaman salak mulai berbuah setelah umur 3-4 tahun. Cara lain yang dikembangkan pada saat ini adalah melalui anakan atau biasa disebut "cangkokan". Bibit dibuat dengan membumbungkan (memasukkan) potongan bambu pada pangkal tunas anakan pohon salak unggul tersebut. Potongan botol plastik atau botol infusan juga dapat digunakan sebagai bumbungan. Media cangkok yang digunakan adalah campuran tanah dan kompos (perbandingan 2:1). Setelah tunas anakan berakar dalam bumbung, bibit vegetatif ini dapat disapih. Untuk mempercepat tumbuhnya akar, biasanya pada anakan diberi Rootone-F sebanyak 1%. Budi daya tanaman: Biji ditanam langsung dalam lubang, sebanyak 3-4 biji per lubang. Ukuran lubang dibuat 50 cm x 50 cm x 40 cm, jarak antar lubang 2 m x 4 m atau 3 m x 4 m. Setiap lubang diberi pupuk kandang sebanyak 10-20 kg. Sebulan kemudian, biji mulai tumbuh. Seleksi atau pembuangan tanaman yang tidak dipilih dilakukan setelah mulai berbunga, yakni setelah berumur tiga tahun. Dalam setiap lubang ditinggalkan satu pohon yang berbunga betina atau campuran. Tanaman jantan disisakan 10% dari populasi yang ditanam sebagai sumber pejantan. Pupuk buatan diberikan tiga bulan sekali sebanyak 25-500 g NPK (15-15-15) dan terus meningkat sesuai umur tanaman. Pada umur 1-3 tahun sebanyak 25-300 g per pohon, lalu umur 3-10 tahun sebanyak 300--500 g per pohon. Pada penanaman dengan cangkok, tiap lubang hanya ditanam satu bibit saja. Tanaman dijaga agar tetap lembap, cukup air, dan mendapat naungan. Leguminose dan Gliricidia (gamal) dapat digunakan sebagai naungan. Pelepah daun paling bawah dikurangi agar matahari masuk merata dan memudahkan pekerja pemeliharaan melewati jalan di antara barlsan tanaman. 
 
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman salak yang penting adalah menjaga kebersihan kebun dan membuang tunas anakan yang muncul. Umumnya, pembuangan tunas anakan dilakukan setelah dicangkok dan terus hidup. Jumlah daun yang disisakan maksimum sekitar 17 helai. Pelepah daun dipangkas dengan gergaji atau sabit tajam. Dengan cara ini, sinar matahari dapat masuk ke kebun salak dan pengambilan buah pun mudah dilakukan. Biasanya, bakal buah sebesar kelereng tumbuh rapat sekali pada tiap tandan. Bakal buah perlu dibuang (penjarangan) agar buah salak tumbuh besar dan merata. 
 
Hama dan Penyakit
Hama yang timbul pada tanaman salak adalah kutu wol (putih) atau Cerataphis sp. yang bersembunyi di sela-sela buah. Selain itu, kumbang (uret) atau omotemnus sp. sebagai penggerek tunas. Tupai dan tikus juga menjadi hama yang menjengkelkan. Hama ini dapat diatasi dengan Furadan 3 G dan semprotan insektisida Tamaron 0,3%. Penyakit yang sering tampak adalah noda hitam pada daun akibat cendawan Pestalotia sp. dan penyalat busuk merah (pink) pada buah dan batang oleh cendawan Corticium salmonicolor. Tanaman sakit dan daun yang terserang harus dipotong dan dibakar di tempat tertentu karena sulit dikendalikan. 
 
Panen dan Pasca Panen
Buah salak dapat dipanen setelah matang benar di pohon, biasanya berumur enam bulan setelah bunga mekar (anthesis). Hal ini ditandai oleh sisik yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning tua, dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yang meruncing) terasa lunak bila ditekan. Pemanenan buah dengan cara memotong tangkai tandannya. Hasil tanaman salak di Bali dapat mencapai 15 ton/hektar. Panen besar antara bulan Oktober-Januari.

Budidaya Salak Nglumut
KEGIATAN 1 : PENYIAPAN LAHAN PENDAHULUAN Untuk membudidayakan tanamansalak tidaklah sulit karena tanaman salak Nglumut dapat tumbuh dari dataran rendah sampai ketinggian 700 meter diatas permukaan laut, asalkan syarat lain juga terpenuhi. Adapun syarat tumbuh tanaman salak antara lain adalah :
Tidak tahan terhadap genangan air
Lebih menyenangi naungan (sekitar 50-70% dari jumlah penyinaran penuh)
Suhu antara 20-30%
Jenis tanah yang paling cocok adalah liat berpasir
Kemasaman tanah (pH) berkisar 5-7 TUJUAN Setelah mempelajari brosur ini, pembaca dapat mengetahui syarat-syarat tumbuh tanaman salak dengan baik. BAHAN DAN ALAT 1.Cangkul, 2.Arit, 3.Tugar/linggis, 4.Air. LANGKAH KERJA 1. Memilih lahan untuk tanaman salak Pilihlah lahan yang sesuai degnan syarat tumbuh salak. 2. Membersihkan lahan. Lakukan pembersihan lahan dan pengolahan tanah kemudian buatlah bedengan dengan lebar 2 meter atau 2,5 meter dengan panjang sesuai panjang lahan. 3. Pemasangan air. Lakukan pemasangan air untuk menandai tempat pembuatan lubang tanam. 4. Membuat lubang tanam.
Jarak tanam yang umum digunakan adalah 2 m x 2.5 m
Ukuran lubang tanam 40 cm x 40 cm x 40 cm
Pisahkan lapisan tanah atas dan lapisan tanah bawah kemudian masing-masing dicampur dengan pupuk kandang kurang lebih 7,5 kg
Setelah campuran tanah dan pupuk dimasukkan kedalam lubang, maka didiamkan terlebih dahulu selama 3- 4 minggu. KEGIATAN 2 : PERBANYAKAN BIBIT PENDAHULUAN Perbanyakan bibit salak dapat dilakukan dengan biji ataupun cangkokan. Umumnya yang dengan menggunakan biji mudah dilakukan tetapi sulit di ketahui hasilnya. Pengalaman menunjukkan bila bibit berasal dari biji 60% akan menjadi jantan. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk memperbanyak bibit tanaman salak sebaiknya melalui cangkokan. TUJUAN Setelah mempelajari brosur ini, pembaca dapat memperbanyak bibit dengan cara mencangkok yang benar. BAHAN DAN ALAT 1. Arit dan Wangkil 2. Tatah 3. Botol bekas infus, bekas aqua, bumbung bambu, dll. 4. Wangkil LANGKAH KERJA 1. Mencari dan memilih anakan Carilah anakan yang telah memiliki daun kurang lebih 4 pelepah dari induk tanaman yang sehat. 2. Membersihkan pangkal tunas anakan Bersihkan pangkal tunas anakan kemudian, siapkan botol infus yang telah dibagi 2 dan dilubangi atau dapat juga menggunakan gelas bekas aqua, bumbung bambu, dll. 3. Memasang botol infus atau gelas aqua Kalungkan botol infus sampai ke tunas anakan dan isi dengan tanah, kemudian tanahnya dipadatkan. 4. Menunggu sampai tumbuh akar Hasil cangkokan kita biarkan sampai akar tubuh, biasanya 3 sampai 4 bulan sudah bisa di pisah dari induknya. 5. Pemisahan dari induk Lakukan pemisahan anakan dari induknya bila telah terdapat tanda-tanda cangkokan berhasil dengan ditandai adanya akar di sekitar botol infus atau gelas aqua. Pemisahan dilakukan dengan hati-hati dengan memotong akar yang berhubungan dengan induk yaitu dengan menggunakan tatah. 6. Memindahkan cangkokan ke dalam keranjang bambu Bila cangkokan telah dipisahkan dari induknya maka perlu segera dipindahkan kedalam kerang bambu yang berukuran diameter sekitar 15 cm untuk membantu proses adaptasi terhadap lingkungan bila dipindahkan ke lahan pertanaman. Di keranjang bambu ini waktunya kurang lebih 4 sampai 6 minggu. KEGIATAN 3 : PENANAMAN PENDAHULUAN Penanaman tanaman salak sebaiknya dilakukan pada awal musim huja, sehingga tidak memerlukan tambahan tenaga kerja untuk melakukan penyiraman. Apabila penanaman dilakukan diluar musim hujan, hendaklah selama kurang lebih 2 minggu sejak bibit salak ditanam dilakukan penyiraman pada waktu pagi dan sore hari. Mengingat tanaman salak adalah jenis tanaman yang berumah dua dimana bunga jantan dan bunga betina terpisah tidak dalam satu pohon, makadalam penanamannya diperlukan tanaman jantan. TUJUAN Setelah mempelajari brosur ini, pembaca dapat melakukan penanaman tanaman salak dengan benar. BAHAN DAN ALAT 1. Bibit tanaman salak dari cangkokan 2. Bibit tanaman jantan 3. Lubang tanaman yang sudah diberi pupuk. 4. Cangkul LANGKAH KERJA 1. Menyiapkan lubang pertanaman Lubang pertanaman yang sudah dipersiapkan kurang lebih 3 atau 4 minggu sebelum penanaman agar dibersihkan lagi dari kemungkinan tumbuhnya rumput atau gulma. 2. Menanam bibit Lakukan penanaman bibit pada lubang tanam yang telah disiapkan dengan cara langsung tanpa membuka keranjang bambu tetapi lubang tanam harus diberi furadan terlebih dahulu 3. Pemeliharaan bibit Lakukan penyiraman apabila penanaman diluar musim hujan 4. Penanaman tanaman jantan Lakukan penanaman tanaman jantan dengan dengan perbandingan 30 tanaman betina diselingi dengan 1 tanaman jantan ata dapat juga dilakukan penanaman tanaman jantan sebagai pagar keliling. KEGIATAN 4 : PEMELIHARAAN PENDAHULUAN Kegiatan pemeliharaan tanaman salak berupa penyiraman, pemangkasan pelepah, pemupukan, membantu proses penyerbukan, penjarangan buah dan pengendalian hama dan penyakit yang kesemuanya dimaksudkan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan mampu memproduksi secara optimal. TUJUAN Setelah mempelajari brosur ini, pembaca dapat melakukan penanaman tanaman salak dengan benar. BAHAN DAN ALAT 1. Ember, saluran irigasi 2. Pupuk kandang 3. Cangkul 4. Arit 5. Tatah 6. Gunting 7. Bunga jantan 8. Bunga betina 9. Alat perangkap 10. Insektisa LANGKAH KERJA 1. Melakukan penyiraman Apabila tanaman salak kurang air, maka perlu dilakukan penyiraman baik melalui saluran irigasi ataupun dengan pompa air hingga tanaman betul-betul menunjukkan pertumbuhan yang normal. 2. Melakukan pemangkasan daun/pelepah daun Lakukan pemangkasan pelepah daun hingga tertinggal kurang lebih 8 sampai 10 pelepah saja. 3. Membentuk rumpun tanaman Lakukan pengurangan terhadap anakan dengan cara mencangkok ataupun membuang anakan sehingga tanaman salak dalam satu rumpun dapat dibiarkan tumbuh 2 atau 3 tanaman saja. 4. Pemupukan tanaman salak
Lakukan pemupukan tanaman salak 2 kali setahun yaitu pada awal dan akhir musim hujan.
Untuk tanaman muda dapat diberikan pupuk urea 25 gram, TSP 20 gram dan KCl 30 gram per pohon per tahun.
Untuk tanaman yang berproduksi dapat diberikan urea sebanyak 50 gram. TSP 40 gram dan KCl 60 gram per pohon per tahun.
Pemberian pupuk kandang dapat dilakukan 2 kali setahun sebanyak 15 kg per pohon.
Pemberian pupuk dibenamkan di sekitar tanaman salak. 5. Penyerbukan tanaman salak
Carilah tanaman salak bunga betina yang siap diserbuki dengan tanda bunga berwarna merah.
Bukalah tudung manggar bunga betina dengan menggunakan gunting
Serbukilah dengan bunga jantan dengan cara menepuk-nepukkan bunga jantan diatas permukaan bunga betina atau dengan cara mengerik bunga jantan diatas bunga betina yang siap diserbuki.
Tutuplah bunga betina yang telah diserbuki tersebut dengan tudung yang dibuat dari ujung daun salak agar penyerbukan tidak terganggu oleh air hujan. 6. Penjarangan buah Untuk memperoleh buah yang seragam dan besar-besar, maka perlu dilakukan penjarangan buah sebanyak 1 atau 2 kali yaitu pada waktu sebesar biji kelereng dan sebesar bola pingpong. Penjarangan dapat dilakukan dengan cara mencongkel buah yang pertumbuhannya tidak baik, ataupun dengan sistem larik untuk memberikan ruang tumbuh dari buah salak tersebut. 7. Pengendalian hama dan penyakit Umumnya tanaman salak belum banyak mengalami gangguan hama dan penyakit. Hama dan penyakit yang sering ditemukan antara lain luwak dan bajing yang biasanya dikendalikan dengan perangkap. Selain itu semut merat ataupun serangan jamur putih penyebab busuk buah dapat dikendalikan dengan dengan insektisida untuk semut merahnya dan untuk jamur atau cendawan dapat menggunakan fungisida jenis Dithane M-45 atau Benlate 0,2 %. KEGIATAN 5 : PANEN DAN PASCA PANEN PENDAHULUAN Kegiatan panen buah salak dapat diartikan sebagai saat pemetikan buah salak yang telah masak.Umumnya dilakukan pada umur 5-6 bulan sejak hari penyerbukan. Melalui pengamatan di lapangan, musim panen buah salak dapat dipilah menjadi 3 periode yaitu : panen raya pada bulan November - Januari; panen sedang pada bulan Mei - Juli; panen kecil pada bulan Pebruari - April dan panen susulan pada bulan Agustus - Oktober. TUJUAN Setelah mempelajari brosur ini, pembaca dapat melakukan kegiatan panen dan pasca panen tanaman salak dengan benar. BAHAN DAN ALAT 1. Buah salak yang siap dipanen 2. Gergaji 3. Keranjang LANGKAH KERJA 1. Memilih tanaman salak yang buahnya siap panen. Tanaman salak merupakan tanaman yang memiliki buah non klimatorik atau tidak terjadi proses pematangan, sehingga penentuan saat panen yang tepat merupakan salah satu faktor yang penting dalam tahapan panen. Tanda-tanda buah salak masak dapat diketahui dari warna kulit buah yang mengkilap, duri kecil pada kulit tidak kelihatan, bila dipetik mudah lepas dan tercium aroma khas salak. 2. Waktu panen salak Waktu panen salak hendaknya diperhatikan tingkat kematangan buah salak yang disesuaikan dengan keperluannya, apakah untuk manisan, hidangan ataukah untuk selai, ataupun disesuaikan dengan jarak transportasinya 3. Memetik buah salak Gunakan sabit yang tajam dengan ujung yang runcing atau dapat juga dengan menggunakan gergaji 4. Hal-hal yang perlu diperhatikan waktu panen salak : * Usahakan hati-hati agar buah tidak luka * Tidak terlepas dari tangkai * Pemetikan disesuaikan dengan waktu konsumsi * Waktu pemetikan sebaiknya sore hari antara jam 15.00 - 18.00, karena pada saat itu kandungan vitaminnya paling tinggi. 5. Kegiatan pasca panen Setelah buah salak dipanen maka kegiatan selanjutnya adalah melakukan sortasi yaitu memberihkan dan sekaligus memisahkan buah salak yang baik, tidak cacat dan layak untuk diekspor dengan buah hasil sortiran. Setelah itu baru melakukan grading yaitu penggolongan buah salak berdasarkan ukuran buah,berat, warna kulit, bentuk, rupa, dll, yang digolongkan dalam kelas mutu. 6. Penggolongan buah salak Berdasarkan mutu buah salak dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu : 1) Salak mutu AA, adalah salak yang betul-betul super, sehat, besar-besar (1 kg berisi 11-13 buah) dan warnanya kekuning-kuningan. 2) Salak mutu AB, adalah salak yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil (1 kg berisi 15-19 buah, sehat,dan warnanya kekuning-kuningan. 3) Salak mutu C, biasanya digunakan untuk manisan. Satu kilogramnya biasanya berisi 25-30 buah dan biasanya warnanya kehitam-hitaman. 4) Salak mutu BS, yaitu salak yang sudah tidak layak untuk diperdagangkan, biasanya busuk, ataupun pecah dan cacat. Selain penggolongan diatas juga dapat digolongkan berdasarkan berat buah yang biasanya dibagi menjadi tiga golongan , yaitu : 1) Golongan I, salak yang berisi 13 buah/kg dan biasanya disetor ke toko buah. 2) Golongan A, salak yang berisi 20 buah/kg, biasanya dibeli oleh pengecer di pasar. 3) Golongan C, salak yang berisi 30 buah/kg, biasanya disetor ke pengecer di terminal kendaraan umum.


BUDIDAYA SALAK DENGAN MENCANGKOK 
Teknik Perbanyakan Salak Secara Cangkok
Keluaran Tanaman salak merupakan salah satu komoditas buah-buahan tropis asli Indonesia. Perbanyakan tanaman salak dapat dilakukan secara generatif (biji) atau vegetatif (cangkok). Bahan dan Peralatan a. Bahan Pupuk ZA, pupuk Urea, pupuk KCL, dolomit, Borax, ZnSO, zat pengatur tumbuh (ZPT) b. Peralatan Parang (alat potong lainnya), pahat dan palu kayu, cethok (cepang), wadah (pot bambu atau botol aqua) Pedoman Teknis a. Pemilihan pohon induk dan anakan
tanaman salak dapat digunakan sebagai pohon induk apabila sudah berproduksi secara mantap dan berumur ñ 6 - 7 tahun
pohon induk terpilih harus sehat
jumlah tunas/anakan yang mampu dicangkok dari satu pohon induk maksimal 3 - 5 tunas, yang ideal 2 tunas.
pemeliharaan pohon induk dilakukan secara optimal
dosis pemupukan khususnya varietas salak Bali dan salak Pondoh adalah 300 g ZA + 37,5 g Urea + 175 g KCL + 200 g Dolomit + 37,5 g Borax + 3,37 g ZnSO per rumpun (pohon)
pupuk diberikan secara melingkar di bawah tajuk terluar tanaman
penyakit yang sering menyerang tunas/anakan adalah gejala penyakit lengkung daun dan malformasi (perubahan bentuk) yang dicirikan dengan ujung pelepah daun tumbuh zigzag.
tunas/anakan siap dicangkok apabila telah mempunyai 3 - 4 pelepah daun yang sudah membuka sempurna. b. Peralatan dan wadah cangkokan
parang (alat potong lainnya), digunakan untuk memotong daun-daun tua dari pohon induk agar tidak mengganggu pada waktu mencangkok.
pahat dan palu kayu, untuk membersihkan pangkal anakan sebelum dicangkok dan memotong cangkokan saat pemisahan dari pohon induknya
Cethok (cepang) berfungsi untuk menggali tanah disekitar anakan apabila tertutup tanah
wadah cangkokan berfungsi sebagai tempat medium untuk pertumbuhan akar. c. Medium Tumbuh dan Zat Pengatur Tumbuh
Medium tumbuh mempunyai peranan sebagai penyedia hara
Komposisi medium tumbuh terbaik yang dipakai saat mencangkok yaitu campuran tanah dan pupuk kandang (1:1) atau campuran pupuk kandang, sekam dan pasir (1:1:1)
Zat pengatur tumbuh (ZPT) yang mampu menginduksi akar dan memberikan hasil positif pada cangkokan salak.
ZPT lainnya adalah rootone F dengan dosis 50 mg/anakan
Disamping auksin sintetik dapat juga digunakan limbah bawang merah dengan dosis 75 g d. Tahap Pencangkokan Salak
Membersihkan tapas dan pelepah daun kering
Menyediakan medium tumbuh dan membentuk wadah yang
Menyiapkan larutan ZPT sesuai dengan konsentrasi yang diperlukan (7,5 cc per tunas).
Pemasangan pot pada tunas / anakan, pot yang telah disiapkan distel dengan besar kecilnya bonggol tunas / anakan. Pot diisi campuran medium tumbuh, kemudian ditempelkan pada pangkal tunas/anakan, dan pencangkokan dilakukan pada awal musim hujan.
Pelepasan cangkokan dari pohon induk, dilakukan apabila cangkokan telah mempunyai akar yang cukup tua dan kuat untuk dipindahkan ke medium pot keranjang bambu. Pencangkokan dengan ZPT dapat dipanen pada umur 2,5 - 5 bulan, sedangkan tanpa ZPT dipanen umur 6 - 8 bulan.
Pemeliharaan camgkokan dipesemaian, medium yang digunakan untuk pemeliharaan bibit adalah campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Pada tahap ini diperlukan tambahan nutrisi berupa pupuk majemuk NPK sebanyak 7,5 gram setiap pot untuk mengurangi kematian bibit menjelang siap tanam di lapang. 
Posted by sigit Andriyatmoko at 4:23 AM 

Salaka
Tanaman salak termasuk tanaman buah yang mudah dipelihara. Tanaman ini dikembangbiakkan dari tunas anakan yang tumbuh menempel pada indukan tanaman. Tunas tersebut kemudian ‘dibungkus’ dengan bumbung bambu, botol akua atau botol bekas infus yang telah diberi campuran tanah dan rabuk padat. Seiring pertumbuhan tunas, pada pokok tunas akan tumbur akar serabut yang tertambung dalam botol. Setelah empat-lima bulan akar serabut akan penuh dan tunas anakanpun siap dilepas dari batang indukan untuk kemudian ditanam sebagai tanaman baru. 
Teknik pengembangbiakan semacam ini dikenal sebagai “mencangkok” salak. Pengembangbiakan dengan teknik cangkok merupakan cara vegetatif. Adapun cara generatif yaitu penanaman dengan biji salak, tidak pernah dilakukan karena biasanya pohon salak akan berubah karakter hingga menghasilkan buah yang sepet atau kadang hanya menumbuhkan salak lanang yang tidak mungkin berbuah.
Salak tergolong sebagai tanaman berumah dua dimana bunga jantan dan betina tidak terdapat dalam satu pohon yang sama. Dengan demikian penyerbukan buatan seringkali harus dilakukan untuk mendapatkan bakal calon buah. Cara ini dilakukan dengan menaburkan serbuk sari dari bunga jantan di atas kepala putik bunga betina. Bunga jantan sering didapatkan dari pohon salak yang dibibit dari geol(biji) buah salak. Bahkan bunga jantan bisa dibeli di pasar Tempel dengan harga Rp. 1.000,- sewulinya.
Mengenai hama tanaman yang menyerang pohon salak, nampaknya uretlah musuh bebuyutan petani salak. Uret adalah larva hewan serangga yang disebut wawung, sebagian lain menyebut wangwung atau ampal. Telur ampal biasa mengikut pupuk kandang untuk kemudian menetas pada media tanam. Telur tumbuh menjadi uret yang memangsa habis akar tanaman salak hingga menyebabkan tanaman layu, kemudian kering dan mati.
Wangwung dewasa merupakan serangga bersayap yang dapat terbang. Binatang ini sering menghisap pupus tanaman yang masih muda. Hal ini berakibat lama-kelamaan pelepah daun gagal tumbuh hingga kemudian berkuranglah daun tanaman. Di beberapa tahun yang lalu, hama wangwung merajalela hingga untuk menggerakkan masyarakat guna mebrantasnya, pihak kecamatan memberikan bebungah setiap wangwung dihargai Rp. 100,- . Wangwung tersebut kemudian dikumpulkan dan dimusnahkan massal di Kali Putih.

TEKNIK PERBANYAKAN SALAK SECARA CANGKOK 
________________________________________
Keluaran Tanaman salak merupakan salah satu komoditas buah-buahan tropis asli Indonesia. Perbanyakan tanaman salak dapat dilakukan secara generatif (biji) atau vegetatif (cangkok). Bahan dan Peralatan a. Bahan Pupuk ZA, pupuk Urea, pupuk KCL, dolomit, Borax, ZnSO, zat pengatur tumbuh (ZPT) b. Peralatan Parang (alat potong lainnya), pahat dan palu kayu, cethok (cepang), wadah (pot bambu atau botol aqua) Pedoman Teknis a. Pemilihan pohon induk dan anakan - tanaman salak dapat digunakan sebagai pohon induk apabila sudah berproduksi secara mantap dan berumur ñ 6 - 7 tahun - pohon induk terpilih harus sehat - jumlah tunas/anakan yang mampu dicangkok dari satu pohon induk maksimal 3 - 5 tunas, yang ideal 2 tunas. - pemeliharaan pohon induk dilakukan secara optimal - dosis pemupukan khususnya varietas salak Bali dan salak Pondoh adalah 300 g ZA + 37,5 g Urea + 175 g KCL + 200 g Dolomit + 37,5 g Borax + 3,37 g ZnSO per rumpun (pohon) - pupuk diberikan secara melingkar di bawah tajuk terluar tanaman - penyakit yang sering menyerang tunas/anakan adalah gejala penyakit lengkung daun dan malformasi (perubahan bentuk) yang dicirikan dengan ujung pelepah daun tumbuh zigzag. - tunas/anakan siap dicangkok apabila telah mempunyai 3 - 4 pelepah daun yang sudah membuka sempurna. b. Peralatan dan wadah cangkokan - parang (alat potong lainnya), digunakan untuk memotong daun-daun tua dari pohon induk agar tidak mengganggu pada waktu mencangkok. - pahat dan palu kayu, untuk membersihkan pangkal anakan sebelum dicangkok dan memotong cangkokan saat pemisahan dari pohon induknya - Cethok (cepang) berfungsi untuk menggali tanah disekitar anakan apabila tertutup tanah - wadah cangkokan berfungsi sebagai tempat medium untuk pertumbuhan akar. c. Medium Tumbuh dan Zat Pengatur Tumbuh - Medium tumbuh mempunyai peranan sebagai penyedia hara - Komposisi medium tumbuh terbaik yang dipakai saat mencangkok yaitu campuran tanah dan pupuk kandang (1:1) atau campuran pupuk kandang, sekam dan pasir (1:1:1) - Zat pengatur tumbuh (ZPT) yang mampu menginduksi akar dan memberikan hasil positif pada cangkokan salak. - ZPT lainnya adalah rootone F dengan dosis 50 mg/anakan - Disamping auksin sintetik dapat juga digunakan limbah bawang merah dengan dosis 75 g d. Tahap Pencangkokan Salak - Membersihkan tapas dan pelepah daun kering - Menyediakan medium tumbuh dan membentuk wadah yang - Menyiapkan larutan ZPT sesuai dengan konsentrasi yang diperlukan (7,5 cc per tunas). - Pemasangan pot pada tunas / anakan, pot yang telah disiapkan distel dengan besar kecilnya bonggol tunas / anakan. Pot diisi campuran medium tumbuh, kemudian ditempelkan pada pangkal tunas/anakan, dan pencangkokan dilakukan pada awal musim hujan. - Pelepasan cangkokan dari pohon induk, dilakukan apabila cangkokan telah mempunyai akar yang cukup tua dan kuat untuk dipindahkan ke medium pot keranjang bambu. Pencangkokan dengan ZPT dapat dipanen pada umur 2,5 - 5 bulan, sedangkan tanpa ZPT dipanen umur 6 - 8 bulan. - Pemeliharaan camgkokan dipesemaian, medium yang digunakan untuk pemeliharaan bibit adalah campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Pada tahap ini diperlukan tambahan nutrisi berupa pupuk majemuk NPK sebanyak 7,5 gram setiap pot untuk mengurangi kematian bibit menjelang siap tanam di lapang. 

Salak

Pmbudidayaan salak
Ssekedar share informasi. Kebetulan saja komoditas ini salah satu yang saya 
geluti di profesi saya. Di Indonesia ada 2 varietas salak komersial yaitu 
Salacca zalacca dan Salacca edulis. Ke-dua jenis salak ini berbeda khususnya 
dari aspek perkembangbiakaannya dan pembuangaannya. Salah satu contoh S. edulis 
yaitu Salak Pondoh (sleman), Salak Swaru (malang), Slak Nglumut (magelang). 
Sedang S. Zallaca contohnya Salak Bali dan Salak Gula Pasir (di Bali). Umumnya 
salak dalam kelompok edulis ini untuk pembuangannya perlu dibantu dengan 
penyerbukan buatan (baik manusia maupun serangga). Tanpa bantuan penyerbukan 
buatan biasanya prosentase jadi buahnya sedikit. Hal ini karena dalam satu 
rumpun pohon salak biasa bunganya berkelamin tunggal (betina atau jantan). 
Sedang kelompok zallaca umumnya dalam satu rumpun sudah terdapat bunga jantan 
dan betina, sehingga secara alami tidak ada maslah dalam penyerbukannya.

Untuk memudahkan pemahaman, saya coba langsung fokus pada contoh salak pondoh 
sleman saja, karena salak ini merupakan salah satu salak komersial di 
Indonesia. Untuk pengembangan salak pondoh, petani-2 salak akan menggunakan 
bahan tanam berupa anakan hasil cangkokan sehingga langsung diketahui salak 
jantan dan betina-nya. Biasanya petani salak pondoh menggunakan proporsi 1:10 
(satu salak jantan, 10 salak betina) dalam kebunnya. 

Mereka tidak umum menggunakan biji sebagai asal bahan tanamnya dengan 
pertimbangan:
1. Perlu wktu agak lama untuk menunggu tanaman siap berbunga. Kalo dari 
cangkok, biasanya pada usia 1,5-2 tahun, tanaman sudah belajar berbunga.
2. Daya tumbuh biji salak bervariasi tergantung tingkat kematangan biji dan 
kondisi di persemaian.
3. Agak sulit mengetahui kelamin salak yang tumbuh. Berdsarkan pengalaman 
petani salak pondoh di Sleman, biasanya salak yang ditumbuhkan dari biji tidak 
serta merta salak jantan atau betina. Dalam 100% benih salah pondoh biasanya 
proporsi benih yang berkelamin jantan 60 - 80%, dan berkelmin betina 20 - 40%.

Salak Pondoh
ohon salak paling baik hidupnya, ketika ditanam di lingkungan pegunungan, dengan air yang melimbah (mengalir) dan tanah semi pasir... kering tapi lembab.
pohonnya seperti pohon palmae (palem-paleman) karena pelepahnya kecil-kecil, maka batangnya tidak bisa cepet tinggi (50 cm itu udah termasuk pohon yang tua, 5-6 tahunan lah), pelepahnya berduri, durinya menyelimuti seluruh permukaan pelepahnya, daunnya menjulur, (monokotil)
buahnya ditutupi oleh kulit buah yang lumayan keras, dan tajem-tajem, kalau dikupas ada sedikit kulit tipis, seperti kulit ari.
daging buahnya berwarna putih, kalau salak pondoh, agak tebel tidak seperti salak jawa yang warnanya kekuningan, ada yang tebel dan ada yang agak tipis (salak jawa paling enak kalau udah "masir", daging buahnyaseperti berpasir)
Salak pondoh, rasanya manis, tapi tidak manis gula, manisnya tuh sedikit ada rasa lain,,,, oiya salak pondoh juga ada bijinya lho 'kenthos' buat reproduksi secara seksual, isinya biasanya 1 ato 2 ato 3, jarang yg lbh dr 3. Reproduksi aseksualnya dengan men 'cangkok' (pilihan kata yang salah yang terus aja digunakan) padahal sebenarnya adalah 'merunduk'. Mencangkok hanya bisa dilakukan pada tumbuhan dikotil aja 

salak pondoh ternyata punya bahasa inggris juga, "snake fruit" buah ular, dinamakan seperti itu, karena kulit buahnya yang menyerupai sisik ular..

Salak
Buah Salak adalah salah salah satu buah lokal asli Indonesia. Buah dengan rasa manis kesat, dan segar ini memiliki beberapa varietas. Namun, salak unggulan yang umum dikenal adalah salak pondoh yang dibudidaya oleh para petani salak di daerah Turi, Cangkringan, Tempel dan Pakem Kabupaten Sleman.
Nah, salah seorang petani yang cukup berhasil dalam usaha budidaya salak, adalah Surya Agung Saputra. Petani muda ini, telah sejak lama menggeluti budidaya salak. Maklum, selain lahir di daerah penghasil salak, keluarga besar Agung adalah juga petani pembudidaya salak.
Sedari kecil, Agung telah berkenalan dengan salak. Menurut Agung, pada awalnya, para petani membudidayakan jenis salak lokal, atau biasa disebut salak jawa, yang umumnya berasa kecut dan tumbuh liar. Namun, sejak 1974, varietas salak pondoh, yang merupakan varietas asli asal Turi mulai dikembangkan oleh Mbah Tomo, yang masih terbilang keluarga Agung.
Salak pondoh asal Sleman memiliki kekhasan karena dibudidaya di lereng gunung merapi yang kaya abu vulkanik, dan berjenis regosol/pasir. Kondisi inilah yang membedakan salak PSS dengan salak dari daerah lain. Selain itu, dibanding salak lain, salak PSS memiliki keawetan dan kesegaran yang lebih lama, dan warna buah yang lebih cerah.
Sejak saat itu, budidaya salak pondoh kemudian berkembang semakin pesat. Sejak 1980an, beberapa kelompok tani mulai terbentuk, dan usaha salak pun diarahkan ke sektor agrowisata pada dekade 1990an. Masa kejayaan petani salak terjadi pada tahun 1985 - 1995. Saat itu, para petani salak menikmati harga penjualan yang cukup tinggi. Saat itu harga satu kg salak, sebanding dengan 10 - 15 kg beras. Namun, krisis ekonomi yang terjadi di akhir tahun 1997 memupus kejayaan itu.
Budidaya salak
Salak merupakan tanaman asli Indonesia, yang sampai saat ini belum diketahui secara pasti sejak kapan tanaman tersebut dibudidayakan pertama kali. Hanya diduga tanaman salak ini sudah dibudidayakan sejak ratusan tahun silam.
Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis Reinw dan termasuk famili Palmae serumpun dengan kelapa, kelapa sawit, aren (enau), palem, pakis yang bercabang rendah dan tegak. Batang salak hampir tidak kelihatan karena tertutup pelepah daun yang berduri yang tersusun rapat. Dari batang yang berduri itu, akan tumbuh tunas baru yang dapat menjadi anakan atau tunas bunga buah salak dalam jumlah yang banyak.
Tanaman salak dapat hidup bertahun-tahun, sehingga ketinggiannya dapat mencapai antara 1,5 - 8 meter, bergantung pada jenisnya. Dari akar yang tua dapat tumbuh tunas baru yang juga dapat ditangkarkan sebagai bibit. Tanaman salak termasuk golongan tanaman berumah dua (dioceus), yang artinya membentuk bunga jantan pada tanaman terpisah daru bunga betinanya. Dengan kata lain, setiap tanaman salak memiliki satu jenis bunga atau disebut tanaman berkelamin satu (unisexualis).
AGROKLIMAT YANG COCOK
Agroklimat yang cocok untuk budidaya tanaman salak dapat diikuti dalam tabel berikut :
Tabel 1.
Agroklimat Yang Cocok Untuk Budidaya Tanaman Salak
Lokasi yang cocok untuk budidaya tanaman salak Daerah yang terkena pengruh abu gunung berapi; misalnya untuk salak jenis salak pondoh sangat baik tumbuhnya karena pengaruh gunung merapi, sedangkan salak manonjaya di Jawa Barat sangat baik tumbuhnya karena pengaruh gunung Galunggung; dan salak gula pasir sangat manis dan tumbuh baik karena pengaruh gunung Agung.
KOMODITI BUAH SALAK
Tanaman salak saat ini sudah berkembang luas, dan banyak dijumpai jenis salak yang spesifik dikaitkan dengan nama daerah tempat asal pembudidayaan seperti Salak Condet, Salak Bali, Salak Banjar, dan sebagainya. Laporan PKT ini hanya menyajikan 3 jenis saja, yaitu : Salak Pondoh, Salak Manonjaya dan Salak Gula Pasir dengan keistimewaan masing-masing sebagai berikut :
Tabel 2.
Jenis Salak Di Indonesia
No Nama/Jenis Salak Daerah Asal Rasa Ukuran Buah Warna kulit
1 Pondoh Desa Soka,
Sleman Yogyakarta Sangat Manis,
Manis sampai Masir,
sedikit Asam Kecil, Sampai agak Besar/ Besar, Warna kulit coklat kehita-man, s/d Coklat kekuning-kuningan, Coklat kemerahan s/d Kuning kemerah-merahan, Merah gelap kehitam-hitaman
2 Manonjaya Desa Pasir Batang Dan Cilangkap Tasikmalaya Bervariasi, Dari Manis Sampai Manis Agak Sepet berair, Tidak Masir Bervariasi, Dari Kecil, Sedang sampai Besar, Coklat sampai kehitaman
3 Gula Pasir Desa Sibetan
Karang Asem Bali Sangat Manis, Manis Daging buah relatif tebal, biji kecil, coklat kehitaman dan bersisik kecil-kecil
Sumber : Majalah trubus Bulan April 1986 & 1989 dan Diolah
URUTAN KEGIATAN BUDIDAYA
Urut-urutan kegiatan budidaya tanaman salak adalah sebagai berikut :
• Pengolahan lahan kebun salak s/d siap tanam oleh karena itu sekaligus dengan membuat lobang tanaman; 
• Penanaman pohon peneduh; 
• Penyiapan bibit salak; 
• Penanaman bibit penyulaman tanaman yang mati; 
• Pemupukan; 
• Pembubunan; 
• Penyiangan; 
• Pemberantasan hama sebagai penyakit; 
• Pencakokan bibit (khususnya untuk salak Pondoh); 
• Pemangkasan; 
• Panen buah dan penanganan hasil sampai dengan siap jual. 
A. Pembibitan
Dalam usaha pembibitan salak perlu diperhatikan sifat-sifat genetiknya. Secara alami dapat diketahui adanya tanaman salak yang selalu berbunga jantan. Tanaman jenis ini tidak mampu menghasilkan buah.
Untuk mendapatkan bibit salak yang dapat berproduksi dilakukan secara generatif (biji salak) dan vegetatif (tunas anakan). Mengembangbiakan salak dengan biji nampaknya jauh lebih mudah dan lebih murah, apalagi untuk keperluan dalam jumlah banyak. Disamping itu, akan diperoleh kondisi tanaman yang lebih kuat. Kelemahan dari sistim pembibitan generatif adalah, waktu berbuahnya lebih lama, tidak selalu mempunyai sifat-sifat genetis dan unggul yang sama dengan pohon induknya dan tidak dapat dipastikan apakah bibit tersebut akan menjadi tanaman betina atau justru menjadi tanaman jantan.
Bibit vegetatif dapat diperoleh dengan memisahkan anakan baik secara langsung maupun memisahkan anakan secara buatan (cangkok). Bibit ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain, hasil tanaman yang diperoleh sifatnya pasti sama dengan pohon induknya, dapat dipastikan terlebih dahulu kelamin tanaman dimaksud (jantan/betina), cepat berbunga dan berbuah serta hasilnya lebih seragam (relatif sama dengan pohon induknya). Tanaman salak yang akan dijadikan sebagai induk perbanyakan vegetatif, sebaiknya memiliki kriteria sebagai berikut :
• Pohon induk harus berumur lebih dari satu tahun; 
• Tumbuhnya rimbun dan tidak ada tanda-tanda daunnya menguning; 
• Bebas hama dan penyakit; 
• Berbuah lebat dan berkualitas baik; 
• Tunas anakan yang akan dicangkok sudah cukup umur dan mempunyai pelepah 4 - 5 helai. 
Dalam perhitungan kelayakan usaha tani salak ini diasumsikan untuk pembibitan pertama kali (tahun 0) adalah dengan membeli bibit yang sudah siap untuk ditanam termasuk bibit pejantannya. Sedangkan untuk bibit salak tahun-tahun berikutnya dilakukan dengan pencakokan, sehingga dalam perhitungan analisa kelayakan akan terlihat biaya tenaga kerja untuk mencangkok (khusus untuk salak Pondoh).
B. Penanaman Dan Pemeliharaan
Sebelum melakukan penanaman, tahap pertama yang harus dilakukan adalah pengolahan tanah yang tujuannya adalah menggemburkan tanah agar menjadi pertumbuhan tanaman yang baik, sekaligus untuk membersihkan tumbuhan pengganggu (gulma). Pekerjaan mengolah tanah ini diawali dengan pencangkulan sedalam ± 30 cm, dan dilakukan 3 - 4 minggu sebelum tanam. Untuk mempersiapkan lubang-lubang tanaman, ada dua macam cara yaitu :
C. Penggalian Langsung
Dengan ukuran tiap lubang ialah sepanjang 60 cm, lebar 60 cm dan dalamnya juga 60 cm. Pada tanah-tanah cangkulan tersebut diberikan pupuk kandang sebanyak 5 - 7 kg/lubang tanam. Sedangkan jarak tanam biasanya 2 x 2 meter atau 2,5 x 2,5 meter. 
D. Penggalian Tidak Langsung
Untuk daerah yang baru pertama kali hendak ditanami salak, sebaiknya dibuatkan dahulu bedengan. Ukuran bedengan adalah lebar 200 - 250 cm, tinggi ± 30 cm, dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lapangan. Jarak antar bedengan sekitar 60 - 80 cm. Bersamaan dengan pembuatan bedengan, pupuk kandang dimasukkan ke dalam tanah. Kebutuhan pupuk kandang sekitar 20 - 30 ton/ha. Setelah diberi pupuk kandang dibiarkan selama 2 minggu. Untuk selanjutnya, barulah dibuatkan lubang tanam berukuran panjang 30 cm, lebar 30 cm dan dalamnya juga 30 cm. Jarak tanam berkisar antara 2 x 2 meter atau 2,5 x 2,5 meter.
E. Tanaman Pelindung
Untuk tahap-tahap awal karena tanaman salak tidak dapat terkena langsung sinar matahari, maka biasanya dibuatkan tanaman pelindung yang dapat dilakukan satu tahun sebelum tanaman salak ditanam. Untuk jenis tanaman pelindung ini dapat berbentuk seperti, lamtoro, dadap, turi atau tanaman pelindung lainnya.
F. Kolam Air
Fungsi klolam air ini adalah untuk penyediaan air irigasi kebun salak pada musim-musim kemarau. Ukuran kolam disesuaikan dengan luas tanah dan umumnya bilamana mungkin diletakkan lokasi kolamnya di tengah-tengah kebun salak dengan maksud agar dalam musim-musim kemarau kolam ini dapat ikut serta menciptakan iklim mikro dan kelembaban lingkungan dan tanah yang optimal bagi pertumbuhan tanaman salaknya. Agar air kolam dapat dialirkan ke sekeliling kebun, diperlukan pula pembuatan saluran irigasinya. Untuk mengoptimalkan fungsi kolam air ini, seringkali digunakan pula untuk beternak ikan.
G. Drainase
Selain itu, juga dibuatkan drainase, karena tanaman salak tidak tahan terhadap genangan air. Pembuangan air lebih dari lahan sangat penting dilakukan, karena tanaman salak tidak tahan akan genangan air dalam waktu yang lama. Hal seperti ini biasanya terjadi pada waktu musim penghujan. Sedangkan pada waktu kemarau drainase akan berfungsi sebagi sarana untuk membagi air dari sumber air (Kolam air), karena tanaman salak tidak tahan kekeringan dalam waktu yang lama. Dengan cara demikian, maka sudah disiapkan lahan yang cukup lembab, tetapi tidak becek.
Tanaman salak ini umumnya ditanam pada awal musim penghujan ketika tanah mengandung cukup air yakni 60 - 80%, biasanya terjadi pada bulan November atau Desember. Dalam keadaan tanah yang gembur dan dengan kelembaban demikian, akar bibit mampu hidup dan berkembang secara baik, karena oksigen masih cukup tersedia sehingga mampu merangsang pertumbuhan akar, dan akar tidak membusuk karena tanah tidak terlalu jenuh air.
H. Pemeliharaan Tanaman
Dalam masa penanaman dan pemeliharaan ini biaya yang timbul adalah meliputi pembelian pupuk kandang, TSP, Za dan KCl serta pestisida seperti insektisida fungisida. Sedangkan untuk biaya tenaga kerja akan meliputi biaya untuk pengolahan tanah, penanaman, penyulaman, penyiangan, pembumbunan, pemupukan, pengendalian, pemangkasan, pencangkokan, panen dan pasca panen.
Pemeliharaan kebun salak yang benar dan teratur akan meningkatkan produktivitas kebun dan agar dapat memberikan hasil yang diinginkan, baik berupa peningkatan produksi atau peningkatan hasil lainnya. Usaha pemeliharaan tanaman salak yang baik akan meliputi hal seperti berikut ini :
• Penyulaman, sekitar 2 - 3 minggu setelah tanam, hendaknya diadakan pemeriksaan pada kebun salak. Bila ditemukan pertumbuhan salak yang tidak baik atau mati, secepatnya dilakukan penyulaman. Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak jauh tertinggal dengan tanaman lain, sebaiknya dipilih bibit cangkokan yang baik disertai pemeliharaan yang intensif. Penyulaman ini berguna untuk mengetahui jumlah tanaman yang sesungguhnya (produktivitas) aagr nantinya dapat diketahui jumlah produk yang akan dihasilkan. Penyulaman ini sebaiknya dilakukan pada awal-awal musim penghujan. 
• Penyiangan, kegiatan ini dilakukan karena tanaman salak tidak dapat tahan terhadap tanah yang mengandung air yang menggenang. Jalan keluar untuk mengatasi masalah ini adalah melakukan pembumbunan, yang biasanya dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan dapat berulang-ulang tergantung kondisi alamnya. 
• Pembumbunan, kegiatan ini dilakukan karena tanaman salak tidak dapat tahan terhadap tanah yang mengandung air menggenang. Jalan keluar untuk untuk mengatasi masalah ini adalah melakukan pembumbunan, yang biasanya dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan dapat berulang-ulang tergantung kondisi alamnya. 
• Pemupukan, diperlukan karena dari saat penanaman sampai dengan setiap kali petik buahnya, tanaman salak telah menyerap sejumlah unsur-unsur makanan, kondisi tanah menjadi kurus dan akibatnya pertumbuhan tanaman salak terganggu. Karena itu, perlu usaha untuk memelihara, menambah dan mempertinggi kesuburan tanah, dengan jalan pemupukan. Jenis pupuk dapat diketahui ada 2 macam yaitu pupuk organik (pupuk alami) dan pupuk anorganik (pupuk buatan). 
• Pengendalian hama dan penyakit tanaman, hal ini dilakukan terutama sebagao tindakan preventif serangan hama dan penyakit terhadap tanaman salak. Teknis pengendaliannya dapat dilakukan dengan membuang buah yang busuk, memangkas pohon naungan, melancarkan saluran drainase, membersihkan kotoran dan menyemprotkan fungisida. 
• Pemangkasan, yang dilakukan di sini biasanya memangkas pohon naungan untuk mengatur cahaya matahari (tingkat penyinaran) yang cukup untuk kebutuhan tanaman, memudahkan peredaran udara serta pemeliharaan tanaman, mengurangi kelembaban udara selama musim penghujan dan mempertahankan tingkat keteduhan tertentu selama musim kering. Sementara pemangkasan untuk tanaman salak diawali setelah berumur satu tahun. Pemangkasan ini bertujuan mengatur pertumbuhan vegetatif ke arah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Sehingga tujuan pemangkasan sebenarnya adalah untuk mengatur dan memacu tanaman salak agar lebih banyak menghasilkan buah. 
• Pencakokan, hal ini dilakukan untuk memperbanyak bibit tanaman salak melalui tunas anakan. Karena keunikan darai tanaman salak ini terutama salak pondoh adalah dapat dicangkok. Mengenai keuntungan dari pencakokan ini sudah dikemukakan di muka. 
I. Panen Dan Pasca Panen
Panen perdana dengan menggunakan bibit cangkokan vegetatif dimuilai pada usia tanaman salak pondoh berumur 2 - 3 tahun. Pemetikan buah biasanya juga dilakukan setelah 7 - 8 bulan sejak terjadinya penyerbukan. Untuk pemetikan buah tidak dipilih satu per satu tapi dipotong bersama tandannya.
Kelebihan sifat tanaman salak ini dapat berbunga sepanjang tahun, dengan catatan pemeliharaannya secara intensif. Namun demikian biasanya dalam satu tahun panen besarnya hanya dua kali yaitu bulan Desember/Januari dan bulan juni/juli.
Tindakan pasca panen biasanya yang dilakukan adalah setelah buah dipetik, segera dibersihkan dan dimasukkan ke dalam keranjang. Buah salak ini biasanya dapat tahan disimpan sampai maksimal 2 atau 3 minggu asalkan buah tersebut tidak luka, bebas dari serangan hama atau penyakit dan sirkulasi udara tempat penyimpanan berjalan baik.
Sampai saat ini buah salak dipasarkan sebagai buah segar. Petani produsen dapat menjual langsung kepada konsumen seperti misalnya terlihat untuk salak pondoh banyak dijajakan di jalan raya, tempat salak pondoh dibudidayakan.
J. Peralatan yang digunakan
Peralatan yang diperlukan untuk penanaman dan pemeliharaan tanaman salak ini meliputi cangkul, garpu, sabit, sprayer, keranjang dan peralatan lain-lainnya.
PRODUKTIVITAS BUAH SALAK
Untuk dapat mengetahui produktivitas tanaman salak, tergantung dengan jarak tanam berapa yang akan digunakan. Dalam kenyataan di lapangan ukuran jarak tanam ini bervariasi, seperti 2 x 2 m2 , 2,5 x 2,5 m2, 2 x 2,5 m2 atau juga yang melakukan jarak tanam dengan ukuran 3 x 1 m2. Kalau jarak tanam 2 x 2 m2 maka jumlah batang tanaman salak yang dapat ditanam sebanyak 2.500 batang. Untuk lahan seluas 1.000 m2 dapat ditanami sebanyak 400 pohon. Sehingga dalam 1 ha dapat ditanami sebanyak 4.000 pohon. Dengan asumsi yang dapat dipanen sebanyak 80%, tinggal 3.200 batang tanman salak yang dapat menghasilkan buah. Untuk tanaman tahun ke 1 dan ke 2 tanaman salak ini belum dapat berbuah. Paling hanya menghasilkan bibit melalui pencangkokan.
Dalam perhitungan kelayakan ini diasumsikan buah salak dan bibit tanaman salak baru mulai menghasilkan pada tahun ke 3. Data panen buah salak yang digunakan dalam analisa kelayakan MK PKT ini dapat diikuti dalam tabel yang terdapat dalam lampiran-lampiran 6, 15, dan 24 untuk Program Ekstensifikasi dan lampiran-lampiran 30, 35 dan 40 untuk Program Intensifikasi.
Asumsi produktivitas kedua program tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3.
Asumsi Produktivitas Program Ekstensifikasi dan Program Intensifikasi MK PKT
No Kegiatan Salak Pondoh Salak
Manonjaya Salak
Gula Pasir
A. Program Ekstensifikasi  
1. Luas Tanam 1 Ha 1 Ha 1 Ha
2. Jumlah Tanaman 4.000 pohon Sudah 4.000 pohon Sudah 4.000 pohon Sudah
3. Status Lahan Harus milik sendiri Harus milik sendiri Harus milik sendiri
4. Panen Pertama Jatuh pada tahun ke-4 proyek Jatuh pada tahun ke-4 proyek Jatuh pada tahun ke-4 proyek
B. Program Intensifikasi  
1. Luas Tanam 2.500 m2 2.500 m2 2.500 m2  
2. Jumlah Tanaman 1.000 pohon 1.000 pohon 1.000 pohon
3. Status Lahan Sudah harus milik sendiri sudah ada tanaman salak yang sudah berumur tahun ke-3 dan tahun berikutnya sudah berbuah Sudah harus milik sendiri sudah ada tanaman salak yang sudah berumur tahun ke-3 dan tahun berikutnya sudah berbuah Sudah harus milik sendiri sudah ada tanaman salak yang sudah berumur tahun ke-3 dan tahun berikutnya sudah berbuah
4. Panen Pertama Jatuh pada tahun ke–1 proyek Jatuh pada tahun ke–1 proyek Jatuh pada tahun ke–1 proyek
KENDALA BUDIDAYA SALAK
Tanaman salak walaupun termasuk tanaman yang tidak mengandung resiko tinggi, tapi tetap diperlukan pemeliharaan dan perawatan yang intensif, agar buah yang dihasilkan kualitasnya baik. Pada beberapa kondisi, sering agar buah yang dihasilkan kualitasnya baik. Pada beberapa kondisi, sering dijumpai petani yang menanamkan salak tanamannya baik, tapi tidak dapat berbuah. Selain itu tanaman salak ini tidak memerlukan banyak air, tapi juga tidak boleh kekurangan air. Kondisi kritis tasa tanaman salak ini akan berlangsung dari penanaman pertama (tahun ke-0) sampai pada tahun ke 2 kurun waktu proyek. Hal ini disebabkan kondisi tanaman yang masih rentan terhadap kondisi “stress” baik di musim-musim penghujan maupun kemarau.
dari : bi.go.id

Budidaya
Manfaat
Buah salak dapat dimakan segar atau dibuat manisan dan asinan. Batangnya tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan atau kayu bakar. Namun, tanaman salak baik untuk batas kebun sekaligus sebagai pengaman kebun. 
 
Syarat Tumbuh
Salak tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl dengan tipe iklim basah. Tipe tanah podsolik dan regosol atau latosol disenangi oleh tanaman salak. Lingkungan yang dikehendaki mempunyai pH 5-7, curah hujan 1500--3000 mm per tahun dengan musim kering antara 4-6 bulan. Pada kondisi lingkungan yang sesuai, tanaman mulai berbuah pada umur tiga tahun. Tanaman salak muda lebih senang hidup di tempat teduh atau di bawah naungan. Oleh karena itu, umumnya salak ditanam di bawah tanaman duku, durian, atau pohon jinjing atau sengon (Albezia sp.). 
 
Pedoman Budidaya
Perbanyakan tanaman: Salak umumnya ditanam dari biji yang diambil dari pohon salak yang bermutu baik. Namun, tanaman dari biji tidak selalu sama dengan sifat induknya (selalu berubah). Tanaman salak mulai berbuah setelah umur 3-4 tahun. Cara lain yang dikembangkan pada saat ini adalah melalui anakan atau biasa disebut "cangkokan". Bibit dibuat dengan membumbungkan (memasukkan) potongan bambu pada pangkal tunas anakan pohon salak unggul tersebut. Potongan botol plastik atau botol infusan juga dapat digunakan sebagai bumbungan. Media cangkok yang digunakan adalah campuran tanah dan kompos (perbandingan 2:1). Setelah tunas anakan berakar dalam bumbung, bibit vegetatif ini dapat disapih. Untuk mempercepat tumbuhnya akar, biasanya pada anakan diberi Rootone-F sebanyak 1%. Budi daya tanaman: Biji ditanam langsung dalam lubang, sebanyak 3-4 biji per lubang. Ukuran lubang dibuat 50 cm x 50 cm x 40 cm, jarak antar lubang 2 m x 4 m atau 3 m x 4 m. Setiap lubang diberi pupuk kandang sebanyak 10-20 kg. Sebulan kemudian, biji mulai tumbuh. Seleksi atau pembuangan tanaman yang tidak dipilih dilakukan setelah mulai berbunga, yakni setelah berumur tiga tahun. Dalam setiap lubang ditinggalkan satu pohon yang berbunga betina atau campuran. Tanaman jantan disisakan 10% dari populasi yang ditanam sebagai sumber pejantan. Pupuk buatan diberikan tiga bulan sekali sebanyak 25-500 g NPK (15-15-15) dan terus meningkat sesuai umur tanaman. Pada umur 1-3 tahun sebanyak 25-300 g per pohon, lalu umur 3-10 tahun sebanyak 300--500 g per pohon. Pada penanaman dengan cangkok, tiap lubang hanya ditanam satu bibit saja. Tanaman dijaga agar tetap lembap, cukup air, dan mendapat naungan. Leguminose dan Gliricidia (gamal) dapat digunakan sebagai naungan. Pelepah daun paling bawah dikurangi agar matahari masuk merata dan memudahkan pekerja pemeliharaan melewati jalan di antara barlsan tanaman. 
 
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman salak yang penting adalah menjaga kebersihan kebun dan membuang tunas anakan yang muncul. Umumnya, pembuangan tunas anakan dilakukan setelah dicangkok dan terus hidup. Jumlah daun yang disisakan maksimum sekitar 17 helai. Pelepah daun dipangkas dengan gergaji atau sabit tajam. Dengan cara ini, sinar matahari dapat masuk ke kebun salak dan pengambilan buah pun mudah dilakukan. Biasanya, bakal buah sebesar kelereng tumbuh rapat sekali pada tiap tandan. Bakal buah perlu dibuang (penjarangan) agar buah salak tumbuh besar dan merata. 
 
Hama dan Penyakit
Hama yang timbul pada tanaman salak adalah kutu wol (putih) atau Cerataphis sp. yang bersembunyi di sela-sela buah. Selain itu, kumbang (uret) atau omotemnus sp. sebagai penggerek tunas. Tupai dan tikus juga menjadi hama yang menjengkelkan. Hama ini dapat diatasi dengan Furadan 3 G dan semprotan insektisida Tamaron 0,3%. Penyakit yang sering tampak adalah noda hitam pada daun akibat cendawan Pestalotia sp. dan penyalat busuk merah (pink) pada buah dan batang oleh cendawan Corticium salmonicolor. Tanaman sakit dan daun yang terserang harus dipotong dan dibakar di tempat tertentu karena sulit dikendalikan. 
 
Panen dan Pasca Panen
Buah salak dapat dipanen setelah matang benar di pohon, biasanya berumur enam bulan setelah bunga mekar (anthesis). Hal ini ditandai oleh sisik yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning tua, dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yang meruncing) terasa lunak bila ditekan. Pemanenan buah dengan cara memotong tangkai tandannya. Hasil tanaman salak di Bali dapat mencapai 15 ton/hektar. Panen besar antara bulan Oktober-Januari.

Budidaya Salak Nglumut
KEGIATAN 1 : PENYIAPAN LAHAN PENDAHULUAN Untuk membudidayakan tanamansalak tidaklah sulit karena tanaman salak Nglumut dapat tumbuh dari dataran rendah sampai ketinggian 700 meter diatas permukaan laut, asalkan syarat lain juga terpenuhi. Adapun syarat tumbuh tanaman salak antara lain adalah :
Tidak tahan terhadap genangan air
Lebih menyenangi naungan (sekitar 50-70% dari jumlah penyinaran penuh)
Suhu antara 20-30%
Jenis tanah yang paling cocok adalah liat berpasir
Kemasaman tanah (pH) berkisar 5-7 TUJUAN Setelah mempelajari brosur ini, pembaca dapat mengetahui syarat-syarat tumbuh tanaman salak dengan baik. BAHAN DAN ALAT 1.Cangkul, 2.Arit, 3.Tugar/linggis, 4.Air. LANGKAH KERJA 1. Memilih lahan untuk tanaman salak Pilihlah lahan yang sesuai degnan syarat tumbuh salak. 2. Membersihkan lahan. Lakukan pembersihan lahan dan pengolahan tanah kemudian buatlah bedengan dengan lebar 2 meter atau 2,5 meter dengan panjang sesuai panjang lahan. 3. Pemasangan air. Lakukan pemasangan air untuk menandai tempat pembuatan lubang tanam. 4. Membuat lubang tanam.
Jarak tanam yang umum digunakan adalah 2 m x 2.5 m
Ukuran lubang tanam 40 cm x 40 cm x 40 cm
Pisahkan lapisan tanah atas dan lapisan tanah bawah kemudian masing-masing dicampur dengan pupuk kandang kurang lebih 7,5 kg
Setelah campuran tanah dan pupuk dimasukkan kedalam lubang, maka didiamkan terlebih dahulu selama 3- 4 minggu. KEGIATAN 2 : PERBANYAKAN BIBIT PENDAHULUAN Perbanyakan bibit salak dapat dilakukan dengan biji ataupun cangkokan. Umumnya yang dengan menggunakan biji mudah dilakukan tetapi sulit di ketahui hasilnya. Pengalaman menunjukkan bila bibit berasal dari biji 60% akan menjadi jantan. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk memperbanyak bibit tanaman salak sebaiknya melalui cangkokan. TUJUAN Setelah mempelajari brosur ini, pembaca dapat memperbanyak bibit dengan cara mencangkok yang benar. BAHAN DAN ALAT 1. Arit dan Wangkil 2. Tatah 3. Botol bekas infus, bekas aqua, bumbung bambu, dll. 4. Wangkil LANGKAH KERJA 1. Mencari dan memilih anakan Carilah anakan yang telah memiliki daun kurang lebih 4 pelepah dari induk tanaman yang sehat. 2. Membersihkan pangkal tunas anakan Bersihkan pangkal tunas anakan kemudian, siapkan botol infus yang telah dibagi 2 dan dilubangi atau dapat juga menggunakan gelas bekas aqua, bumbung bambu, dll. 3. Memasang botol infus atau gelas aqua Kalungkan botol infus sampai ke tunas anakan dan isi dengan tanah, kemudian tanahnya dipadatkan. 4. Menunggu sampai tumbuh akar Hasil cangkokan kita biarkan sampai akar tubuh, biasanya 3 sampai 4 bulan sudah bisa di pisah dari induknya. 5. Pemisahan dari induk Lakukan pemisahan anakan dari induknya bila telah terdapat tanda-tanda cangkokan berhasil dengan ditandai adanya akar di sekitar botol infus atau gelas aqua. Pemisahan dilakukan dengan hati-hati dengan memotong akar yang berhubungan dengan induk yaitu dengan menggunakan tatah. 6. Memindahkan cangkokan ke dalam keranjang bambu Bila cangkokan telah dipisahkan dari induknya maka perlu segera dipindahkan kedalam kerang bambu yang berukuran diameter sekitar 15 cm untuk membantu proses adaptasi terhadap lingkungan bila dipindahkan ke lahan pertanaman. Di keranjang bambu ini waktunya kurang lebih 4 sampai 6 minggu. KEGIATAN 3 : PENANAMAN PENDAHULUAN Penanaman tanaman salak sebaiknya dilakukan pada awal musim huja, sehingga tidak memerlukan tambahan tenaga kerja untuk melakukan penyiraman. Apabila penanaman dilakukan diluar musim hujan, hendaklah selama kurang lebih 2 minggu sejak bibit salak ditanam dilakukan penyiraman pada waktu pagi dan sore hari. Mengingat tanaman salak adalah jenis tanaman yang berumah dua dimana bunga jantan dan bunga betina terpisah tidak dalam satu pohon, makadalam penanamannya diperlukan tanaman jantan. TUJUAN Setelah mempelajari brosur ini, pembaca dapat melakukan penanaman tanaman salak dengan benar. BAHAN DAN ALAT 1. Bibit tanaman salak dari cangkokan 2. Bibit tanaman jantan 3. Lubang tanaman yang sudah diberi pupuk. 4. Cangkul LANGKAH KERJA 1. Menyiapkan lubang pertanaman Lubang pertanaman yang sudah dipersiapkan kurang lebih 3 atau 4 minggu sebelum penanaman agar dibersihkan lagi dari kemungkinan tumbuhnya rumput atau gulma. 2. Menanam bibit Lakukan penanaman bibit pada lubang tanam yang telah disiapkan dengan cara langsung tanpa membuka keranjang bambu tetapi lubang tanam harus diberi furadan terlebih dahulu 3. Pemeliharaan bibit Lakukan penyiraman apabila penanaman diluar musim hujan 4. Penanaman tanaman jantan Lakukan penanaman tanaman jantan dengan dengan perbandingan 30 tanaman betina diselingi dengan 1 tanaman jantan ata dapat juga dilakukan penanaman tanaman jantan sebagai pagar keliling. KEGIATAN 4 : PEMELIHARAAN PENDAHULUAN Kegiatan pemeliharaan tanaman salak berupa penyiraman, pemangkasan pelepah, pemupukan, membantu proses penyerbukan, penjarangan buah dan pengendalian hama dan penyakit yang kesemuanya dimaksudkan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan mampu memproduksi secara optimal. TUJUAN Setelah mempelajari brosur ini, pembaca dapat melakukan penanaman tanaman salak dengan benar. BAHAN DAN ALAT 1. Ember, saluran irigasi 2. Pupuk kandang 3. Cangkul 4. Arit 5. Tatah 6. Gunting 7. Bunga jantan 8. Bunga betina 9. Alat perangkap 10. Insektisa LANGKAH KERJA 1. Melakukan penyiraman Apabila tanaman salak kurang air, maka perlu dilakukan penyiraman baik melalui saluran irigasi ataupun dengan pompa air hingga tanaman betul-betul menunjukkan pertumbuhan yang normal. 2. Melakukan pemangkasan daun/pelepah daun Lakukan pemangkasan pelepah daun hingga tertinggal kurang lebih 8 sampai 10 pelepah saja. 3. Membentuk rumpun tanaman Lakukan pengurangan terhadap anakan dengan cara mencangkok ataupun membuang anakan sehingga tanaman salak dalam satu rumpun dapat dibiarkan tumbuh 2 atau 3 tanaman saja. 4. Pemupukan tanaman salak
Lakukan pemupukan tanaman salak 2 kali setahun yaitu pada awal dan akhir musim hujan.
Untuk tanaman muda dapat diberikan pupuk urea 25 gram, TSP 20 gram dan KCl 30 gram per pohon per tahun.
Untuk tanaman yang berproduksi dapat diberikan urea sebanyak 50 gram. TSP 40 gram dan KCl 60 gram per pohon per tahun.
Pemberian pupuk kandang dapat dilakukan 2 kali setahun sebanyak 15 kg per pohon.
Pemberian pupuk dibenamkan di sekitar tanaman salak. 5. Penyerbukan tanaman salak
Carilah tanaman salak bunga betina yang siap diserbuki dengan tanda bunga berwarna merah.
Bukalah tudung manggar bunga betina dengan menggunakan gunting
Serbukilah dengan bunga jantan dengan cara menepuk-nepukkan bunga jantan diatas permukaan bunga betina atau dengan cara mengerik bunga jantan diatas bunga betina yang siap diserbuki.
Tutuplah bunga betina yang telah diserbuki tersebut dengan tudung yang dibuat dari ujung daun salak agar penyerbukan tidak terganggu oleh air hujan. 6. Penjarangan buah Untuk memperoleh buah yang seragam dan besar-besar, maka perlu dilakukan penjarangan buah sebanyak 1 atau 2 kali yaitu pada waktu sebesar biji kelereng dan sebesar bola pingpong. Penjarangan dapat dilakukan dengan cara mencongkel buah yang pertumbuhannya tidak baik, ataupun dengan sistem larik untuk memberikan ruang tumbuh dari buah salak tersebut. 7. Pengendalian hama dan penyakit Umumnya tanaman salak belum banyak mengalami gangguan hama dan penyakit. Hama dan penyakit yang sering ditemukan antara lain luwak dan bajing yang biasanya dikendalikan dengan perangkap. Selain itu semut merat ataupun serangan jamur putih penyebab busuk buah dapat dikendalikan dengan dengan insektisida untuk semut merahnya dan untuk jamur atau cendawan dapat menggunakan fungisida jenis Dithane M-45 atau Benlate 0,2 %. KEGIATAN 5 : PANEN DAN PASCA PANEN PENDAHULUAN Kegiatan panen buah salak dapat diartikan sebagai saat pemetikan buah salak yang telah masak.Umumnya dilakukan pada umur 5-6 bulan sejak hari penyerbukan. Melalui pengamatan di lapangan, musim panen buah salak dapat dipilah menjadi 3 periode yaitu : panen raya pada bulan November - Januari; panen sedang pada bulan Mei - Juli; panen kecil pada bulan Pebruari - April dan panen susulan pada bulan Agustus - Oktober. TUJUAN Setelah mempelajari brosur ini, pembaca dapat melakukan kegiatan panen dan pasca panen tanaman salak dengan benar. BAHAN DAN ALAT 1. Buah salak yang siap dipanen 2. Gergaji 3. Keranjang LANGKAH KERJA 1. Memilih tanaman salak yang buahnya siap panen. Tanaman salak merupakan tanaman yang memiliki buah non klimatorik atau tidak terjadi proses pematangan, sehingga penentuan saat panen yang tepat merupakan salah satu faktor yang penting dalam tahapan panen. Tanda-tanda buah salak masak dapat diketahui dari warna kulit buah yang mengkilap, duri kecil pada kulit tidak kelihatan, bila dipetik mudah lepas dan tercium aroma khas salak. 2. Waktu panen salak Waktu panen salak hendaknya diperhatikan tingkat kematangan buah salak yang disesuaikan dengan keperluannya, apakah untuk manisan, hidangan ataukah untuk selai, ataupun disesuaikan dengan jarak transportasinya 3. Memetik buah salak Gunakan sabit yang tajam dengan ujung yang runcing atau dapat juga dengan menggunakan gergaji 4. Hal-hal yang perlu diperhatikan waktu panen salak : * Usahakan hati-hati agar buah tidak luka * Tidak terlepas dari tangkai * Pemetikan disesuaikan dengan waktu konsumsi * Waktu pemetikan sebaiknya sore hari antara jam 15.00 - 18.00, karena pada saat itu kandungan vitaminnya paling tinggi. 5. Kegiatan pasca panen Setelah buah salak dipanen maka kegiatan selanjutnya adalah melakukan sortasi yaitu memberihkan dan sekaligus memisahkan buah salak yang baik, tidak cacat dan layak untuk diekspor dengan buah hasil sortiran. Setelah itu baru melakukan grading yaitu penggolongan buah salak berdasarkan ukuran buah,berat, warna kulit, bentuk, rupa, dll, yang digolongkan dalam kelas mutu. 6. Penggolongan buah salak Berdasarkan mutu buah salak dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu : 1) Salak mutu AA, adalah salak yang betul-betul super, sehat, besar-besar (1 kg berisi 11-13 buah) dan warnanya kekuning-kuningan. 2) Salak mutu AB, adalah salak yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil (1 kg berisi 15-19 buah, sehat,dan warnanya kekuning-kuningan. 3) Salak mutu C, biasanya digunakan untuk manisan. Satu kilogramnya biasanya berisi 25-30 buah dan biasanya warnanya kehitam-hitaman. 4) Salak mutu BS, yaitu salak yang sudah tidak layak untuk diperdagangkan, biasanya busuk, ataupun pecah dan cacat. Selain penggolongan diatas juga dapat digolongkan berdasarkan berat buah yang biasanya dibagi menjadi tiga golongan , yaitu : 1) Golongan I, salak yang berisi 13 buah/kg dan biasanya disetor ke toko buah. 2) Golongan A, salak yang berisi 20 buah/kg, biasanya dibeli oleh pengecer di pasar. 3) Golongan C, salak yang berisi 30 buah/kg, biasanya disetor ke pengecer di terminal kendaraan umum.


BUDIDAYA SALAK DENGAN MENCANGKOK 
Teknik Perbanyakan Salak Secara Cangkok
Keluaran Tanaman salak merupakan salah satu komoditas buah-buahan tropis asli Indonesia. Perbanyakan tanaman salak dapat dilakukan secara generatif (biji) atau vegetatif (cangkok). Bahan dan Peralatan a. Bahan Pupuk ZA, pupuk Urea, pupuk KCL, dolomit, Borax, ZnSO, zat pengatur tumbuh (ZPT) b. Peralatan Parang (alat potong lainnya), pahat dan palu kayu, cethok (cepang), wadah (pot bambu atau botol aqua) Pedoman Teknis a. Pemilihan pohon induk dan anakan
tanaman salak dapat digunakan sebagai pohon induk apabila sudah berproduksi secara mantap dan berumur ñ 6 - 7 tahun
pohon induk terpilih harus sehat
jumlah tunas/anakan yang mampu dicangkok dari satu pohon induk maksimal 3 - 5 tunas, yang ideal 2 tunas.
pemeliharaan pohon induk dilakukan secara optimal
dosis pemupukan khususnya varietas salak Bali dan salak Pondoh adalah 300 g ZA + 37,5 g Urea + 175 g KCL + 200 g Dolomit + 37,5 g Borax + 3,37 g ZnSO per rumpun (pohon)
pupuk diberikan secara melingkar di bawah tajuk terluar tanaman
penyakit yang sering menyerang tunas/anakan adalah gejala penyakit lengkung daun dan malformasi (perubahan bentuk) yang dicirikan dengan ujung pelepah daun tumbuh zigzag.
tunas/anakan siap dicangkok apabila telah mempunyai 3 - 4 pelepah daun yang sudah membuka sempurna. b. Peralatan dan wadah cangkokan
parang (alat potong lainnya), digunakan untuk memotong daun-daun tua dari pohon induk agar tidak mengganggu pada waktu mencangkok.
pahat dan palu kayu, untuk membersihkan pangkal anakan sebelum dicangkok dan memotong cangkokan saat pemisahan dari pohon induknya
Cethok (cepang) berfungsi untuk menggali tanah disekitar anakan apabila tertutup tanah
wadah cangkokan berfungsi sebagai tempat medium untuk pertumbuhan akar. c. Medium Tumbuh dan Zat Pengatur Tumbuh
Medium tumbuh mempunyai peranan sebagai penyedia hara
Komposisi medium tumbuh terbaik yang dipakai saat mencangkok yaitu campuran tanah dan pupuk kandang (1:1) atau campuran pupuk kandang, sekam dan pasir (1:1:1)
Zat pengatur tumbuh (ZPT) yang mampu menginduksi akar dan memberikan hasil positif pada cangkokan salak.
ZPT lainnya adalah rootone F dengan dosis 50 mg/anakan
Disamping auksin sintetik dapat juga digunakan limbah bawang merah dengan dosis 75 g d. Tahap Pencangkokan Salak
Membersihkan tapas dan pelepah daun kering
Menyediakan medium tumbuh dan membentuk wadah yang
Menyiapkan larutan ZPT sesuai dengan konsentrasi yang diperlukan (7,5 cc per tunas).
Pemasangan pot pada tunas / anakan, pot yang telah disiapkan distel dengan besar kecilnya bonggol tunas / anakan. Pot diisi campuran medium tumbuh, kemudian ditempelkan pada pangkal tunas/anakan, dan pencangkokan dilakukan pada awal musim hujan.
Pelepasan cangkokan dari pohon induk, dilakukan apabila cangkokan telah mempunyai akar yang cukup tua dan kuat untuk dipindahkan ke medium pot keranjang bambu. Pencangkokan dengan ZPT dapat dipanen pada umur 2,5 - 5 bulan, sedangkan tanpa ZPT dipanen umur 6 - 8 bulan.
Pemeliharaan camgkokan dipesemaian, medium yang digunakan untuk pemeliharaan bibit adalah campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Pada tahap ini diperlukan tambahan nutrisi berupa pupuk majemuk NPK sebanyak 7,5 gram setiap pot untuk mengurangi kematian bibit menjelang siap tanam di lapang. 
Posted by sigit Andriyatmoko at 4:23 AM 

Salaka
Tanaman salak termasuk tanaman buah yang mudah dipelihara. Tanaman ini dikembangbiakkan dari tunas anakan yang tumbuh menempel pada indukan tanaman. Tunas tersebut kemudian ‘dibungkus’ dengan bumbung bambu, botol akua atau botol bekas infus yang telah diberi campuran tanah dan rabuk padat. Seiring pertumbuhan tunas, pada pokok tunas akan tumbur akar serabut yang tertambung dalam botol. Setelah empat-lima bulan akar serabut akan penuh dan tunas anakanpun siap dilepas dari batang indukan untuk kemudian ditanam sebagai tanaman baru. 
Teknik pengembangbiakan semacam ini dikenal sebagai “mencangkok” salak. Pengembangbiakan dengan teknik cangkok merupakan cara vegetatif. Adapun cara generatif yaitu penanaman dengan biji salak, tidak pernah dilakukan karena biasanya pohon salak akan berubah karakter hingga menghasilkan buah yang sepet atau kadang hanya menumbuhkan salak lanang yang tidak mungkin berbuah.
Salak tergolong sebagai tanaman berumah dua dimana bunga jantan dan betina tidak terdapat dalam satu pohon yang sama. Dengan demikian penyerbukan buatan seringkali harus dilakukan untuk mendapatkan bakal calon buah. Cara ini dilakukan dengan menaburkan serbuk sari dari bunga jantan di atas kepala putik bunga betina. Bunga jantan sering didapatkan dari pohon salak yang dibibit dari geol(biji) buah salak. Bahkan bunga jantan bisa dibeli di pasar Tempel dengan harga Rp. 1.000,- sewulinya.
Mengenai hama tanaman yang menyerang pohon salak, nampaknya uretlah musuh bebuyutan petani salak. Uret adalah larva hewan serangga yang disebut wawung, sebagian lain menyebut wangwung atau ampal. Telur ampal biasa mengikut pupuk kandang untuk kemudian menetas pada media tanam. Telur tumbuh menjadi uret yang memangsa habis akar tanaman salak hingga menyebabkan tanaman layu, kemudian kering dan mati.
Wangwung dewasa merupakan serangga bersayap yang dapat terbang. Binatang ini sering menghisap pupus tanaman yang masih muda. Hal ini berakibat lama-kelamaan pelepah daun gagal tumbuh hingga kemudian berkuranglah daun tanaman. Di beberapa tahun yang lalu, hama wangwung merajalela hingga untuk menggerakkan masyarakat guna mebrantasnya, pihak kecamatan memberikan bebungah setiap wangwung dihargai Rp. 100,- . Wangwung tersebut kemudian dikumpulkan dan dimusnahkan massal di Kali Putih.

TEKNIK PERBANYAKAN SALAK SECARA CANGKOK 
________________________________________
Keluaran Tanaman salak merupakan salah satu komoditas buah-buahan tropis asli Indonesia. Perbanyakan tanaman salak dapat dilakukan secara generatif (biji) atau vegetatif (cangkok). Bahan dan Peralatan a. Bahan Pupuk ZA, pupuk Urea, pupuk KCL, dolomit, Borax, ZnSO, zat pengatur tumbuh (ZPT) b. Peralatan Parang (alat potong lainnya), pahat dan palu kayu, cethok (cepang), wadah (pot bambu atau botol aqua) Pedoman Teknis a. Pemilihan pohon induk dan anakan - tanaman salak dapat digunakan sebagai pohon induk apabila sudah berproduksi secara mantap dan berumur ñ 6 - 7 tahun - pohon induk terpilih harus sehat - jumlah tunas/anakan yang mampu dicangkok dari satu pohon induk maksimal 3 - 5 tunas, yang ideal 2 tunas. - pemeliharaan pohon induk dilakukan secara optimal - dosis pemupukan khususnya varietas salak Bali dan salak Pondoh adalah 300 g ZA + 37,5 g Urea + 175 g KCL + 200 g Dolomit + 37,5 g Borax + 3,37 g ZnSO per rumpun (pohon) - pupuk diberikan secara melingkar di bawah tajuk terluar tanaman - penyakit yang sering menyerang tunas/anakan adalah gejala penyakit lengkung daun dan malformasi (perubahan bentuk) yang dicirikan dengan ujung pelepah daun tumbuh zigzag. - tunas/anakan siap dicangkok apabila telah mempunyai 3 - 4 pelepah daun yang sudah membuka sempurna. b. Peralatan dan wadah cangkokan - parang (alat potong lainnya), digunakan untuk memotong daun-daun tua dari pohon induk agar tidak mengganggu pada waktu mencangkok. - pahat dan palu kayu, untuk membersihkan pangkal anakan sebelum dicangkok dan memotong cangkokan saat pemisahan dari pohon induknya - Cethok (cepang) berfungsi untuk menggali tanah disekitar anakan apabila tertutup tanah - wadah cangkokan berfungsi sebagai tempat medium untuk pertumbuhan akar. c. Medium Tumbuh dan Zat Pengatur Tumbuh - Medium tumbuh mempunyai peranan sebagai penyedia hara - Komposisi medium tumbuh terbaik yang dipakai saat mencangkok yaitu campuran tanah dan pupuk kandang (1:1) atau campuran pupuk kandang, sekam dan pasir (1:1:1) - Zat pengatur tumbuh (ZPT) yang mampu menginduksi akar dan memberikan hasil positif pada cangkokan salak. - ZPT lainnya adalah rootone F dengan dosis 50 mg/anakan - Disamping auksin sintetik dapat juga digunakan limbah bawang merah dengan dosis 75 g d. Tahap Pencangkokan Salak - Membersihkan tapas dan pelepah daun kering - Menyediakan medium tumbuh dan membentuk wadah yang - Menyiapkan larutan ZPT sesuai dengan konsentrasi yang diperlukan (7,5 cc per tunas). - Pemasangan pot pada tunas / anakan, pot yang telah disiapkan distel dengan besar kecilnya bonggol tunas / anakan. Pot diisi campuran medium tumbuh, kemudian ditempelkan pada pangkal tunas/anakan, dan pencangkokan dilakukan pada awal musim hujan. - Pelepasan cangkokan dari pohon induk, dilakukan apabila cangkokan telah mempunyai akar yang cukup tua dan kuat untuk dipindahkan ke medium pot keranjang bambu. Pencangkokan dengan ZPT dapat dipanen pada umur 2,5 - 5 bulan, sedangkan tanpa ZPT dipanen umur 6 - 8 bulan. - Pemeliharaan camgkokan dipesemaian, medium yang digunakan untuk pemeliharaan bibit adalah campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Pada tahap ini diperlukan tambahan nutrisi berupa pupuk majemuk NPK sebanyak 7,5 gram setiap pot untuk mengurangi kematian bibit menjelang siap tanam di lapang.